Sabtu, 18 Desember 2010

Mengenal SRI (System of Rice Intensification)

SRI adalah salah satu jawaban dari krisis pangan yang dihadapi Indonesia. Akan tetapi berbeda dengan metode penanaman padi yan lain, SRI Indonesia dipelopori oleh seorang engineer. Ternyata SRI lebih bisa dimengerti oleh mereka yang memahami engineering walaupun tidak menutup kemungkinan adanya pendekatan lain yang dapat menjelaskan fenomena SRI.

Apa Itu SRI ?

SRI merupakan singkatan dari System of Rice Intensification, suatu sistem pertanian yang berdasarkan pada prinsip Process Intensification (PI) dan Production on Demand (POD). SRI mengandalkan optimasi untuk mencapai delapan tujuan PI, yaitu cheaper process (proses lebih murah), smaller equipment (bahan lebih sedikit), safer process (proses yang lebih aman), less energy consumption (konsumsi energi/tenaga yang lebih sedikit), shorter time to market (waktu antara produksi dan pemasaran yang lebih singkat), less waste or byproduct (sisa produksi yang lebih sedikit), more productivity (produktifitas lebih besar), and better image (memberi kesan lebih baik) ((Ramshaw, 2001).

SRI ditemukan oleh Pendeta Madagaskar Henri de Laulanie sekitar tahun 1983 di Madagaskar. SRI lahir karena adanya kepedulian dari Laulanie terhadap kondisi petani di Madagaskar yang produktivitas pertaniannya tidak bisa berkembang. Berangkat dari keterbatasan sarana yang Laulanie bisa perbantukan pada petani (yang terdiri atas keterbatasan lahan, biaya dan waktu), ia kemudian bisa membantu melipatgandakan produktivitas pertanian sampai suatu nilai yang mencengangkan. Sampai tulisan ini dibuat, terdapat banyak penelitian yang mencoba mengungkap ‘misteri’ dibalik keberhasilan Laulanie.

Metode SRI

Keterbatasan Laulanie dalam membantu petani kemudian menjadi metode pokok SRI. Metode ini terdiri atas 3 poin utama, yaitu:

Pertama. Penanganan bibit padi secara seksama. Hal ini terdiri atas, pemilihan bibit unggul, penanaman bibit dalam usia muda (kurang dari 10 hari setelah penyemaian), penanaman satu bibit per titik tanam, penanaman dangkal (akar tidak dibenamkan dan ditanam horizontal), dan dalam jarak tanam yang cukup lebar.

Bagi yang telah terbiasa menanam padi secara konvensional, pola penanganan bibit ini akan dirasakan sangat berbeda. Hal ini karena metode konvensional memakai bibit yang tua (lebih dari 15 hari sesudah penyemaian), ditanam sekitar 5-10 bahkan lebih bibit per titik tanam, ditanam dengan cara dibenamkan akarnya, dan jarak tanamnya rapat.

Perbedaan metode penanganan bibit padi metode SRI terhadap metode konvensional dapat dijelaskan oleh penjelasan sebagai berikut,

  1. Mengapa ditanam muda? Hal ini dijelaskan oleh Katayama, yaitu melalui teori Pyllochrone. Katayama mengungkapkan bahwa penanaman bibit pada usia 15 hari sesudah penyemaian akan membuat potensi anakan menjadi tinggal 1/3 dari jumlah potensi anakan. Hal ini berarti, SRI menambah potensi anakannya sekitar 64%.
  2. Mengapa ditanam satu bibit per titik tanam? Hal ini karena tanaman padi membutuhkan tempat tumbuh yang cukup agar dia dapat mencapai pertumbuhan optimal. Analoginya adalah satu kamar kost untuk satu mahasiswa. Penambahan jumlah mahasiswa yang tinggal dalam kamar kost akan menyebabkan adanya persaingan dalam memanfaatkan fasilitas di dalam kamar kost tersebut. Begitu juga dengan padi, ketika ditanam secara banyak, maka akan terjadi persaingan untuk mendapatkan nutrisi, cahaya matahari, udara, dan bahan lainnya dalam suatu titik atau area tanam.
  3. Mengapa ditanam dangkal ? Hal ini bertujuan untuk memacu proses pertumbuhan dan asimilasi nutrisi akar muda. Jika ditanam terbenam, maka akan timbul kekurangan oksigen yang menimbulkan peracunan akar (asphyxia), dan gangguan siklus nitrogen yang dapat menyebabkan pelepasan energi, produksi asam yang tinggi serta tidak adanya rebalance H+ sehingga terjadi destruksi sel akar dan pertumbuhan struktur akar menjadi tidak lengkap. Semua akibat dari penanaman dengan cara dibenamkan akar memangkas potensi akar sampai menjadi ¼ nya saja.
  4. Mengapa ditanam dalam jarak yang cukup lebar? Hal ini untuk menjamin selama proses tumbuhnya padi menjadi padi siap panen, seluruh nutrisi, udara, cahaya matahari, dan bahan lainnya tersedia dalam jumlah cukup untuk suatu rumpun padi.

Kedua. Metode pokok SRI yang kedua adalah penyiapan lahan tanam. Penyiapan lahan tanam untuk metode SRI berbeda dari metode konvensional terutama dalam hal penggunaan air dan pupuk sintetis (untuk kemudian disebut pupuk). SRI hanya menggunakan air sampai keadaan tanahnya sedikit terlihat basah oleh air (macak-macak) dan tidak adanya penggunaan pupuk karena SRI menggunakan kompos. Sangat berbeda dengan metode konvensional yang menggunakan air sampai pada tahap tanahnya menjadi tergenang oleh air serta pemupukan minimal dua kali dalam satu periode tanam.

Mengapa demikian ? Tanah yang tergenang air akan menyebabkan kerusakan pada struktur padi sebab padi bukanlah tanaman air. Padi membutuhkan air tetapi tidak terlalu banyak. Hal lain yang ditimbulkan oleh proses penggenangan adalah timbulnya hama. Secara alamiah, seperti padi liar yang tumbuh di hutan-hutan, hama dari padi memiliki musuh alami. Untuk padi liar, yang hidup di tanah kering, musuh alami hama padi dapat hidup dan menjaga kestabilan dengan memakan hama tersebut. Ketika padi hidup di tanah yang tergenang, maka musuh alami hama padi tidak dapat hidup sedangkan hama padi dapat hidup. Bahkan, hal ini memacu adanya hama padi baru yang berasal dari lingkungan akuatik.

Pemupukan dua kali, pada awal periode tanam dan saat ditengah-tengah periode tanam memiliki dampak yang kurang signifikan dalam menjaga ketersediaan nutrisi untuk padi. Pemupukan menggunakan pupuk sintetis memang memiliki kecepatan transfer nutrisi yang cepat, tetapi hal ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh padi yang berusia muda karena padi tersebut hanya membutuhkan nutrisi yang relatif sedikit. Lalu sisa dari nutrisi tersebut tidak termanfaatkan bahkan dapat terbawa oleh aliran air (karena lahan tanam tergenang). Analogi dari hal tersebut adalah bayi yang diberi makanan dengan jatah 25 tahun (jika umur hidupnya 50 tahun). Tentu saja makanannya tidak termanfaatkan.

Ketiga. Prinsip ketiga dalam metode SRI adalah keterlibatan mikroorganisme lokal (MOL) dan kompos sebagai ’tim sukses’ dalam pencapaian produktivitas yang berlipat ganda. Dalam hal ini peran kompos sering disalahartikan sebagai pengganti dari pupuk. Hal ini salah, karena peran kompos lebih kompleks daripada peran pupuk. Peran kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh padi secara optimal. Konsep bioreaktor adalah kunci sukses dari SRI. Bioreaktor yang dibangun oleh kompos, mikrooganisme lokal, struktur padi, dan tanah menjamin bahwa padi selama proses pertumbuhan dari bibit sampai padi dewasa tidak mengalami hambatan. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi sesuai POD melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan padi, menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan padi, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang padi.

Engineering Approach (Pendekatan Rakayasa Teknik)


Lalu bagaimana dengan pendekatan engineering dalam SRI ? Perlu diketahui bahwa SRI menjadi kontroversi karena konsep dalam bidang pertanian tidak dapat menjelaskan mengapa SRI dapat memberikan hasil yang berlipat ganda. Dr. Mubiar Purwasasmita, mengatakan bahwa pendekatan yang harus dilakukan adalah melalui konsep PI dan POD yang sangat dikenal dalam dunia engineering.

Apa itu PI ?

Konsep PI yang menjadi acuan dalam perkembangan industri dunia, merujuk pada proses dalam skala yang semakin kecil. Menurut PI, proses yang dapat dilangsungkan dalam skala yang semakin kecil akan berlangsung lebih efektif dan efisien. Hal ini dapat dipahami karena mass and heat transfer akan berlangsung lebih baik pada skala yang lebih kecil. Hal ini adalah konsep yang telah diterima secara luas dalam dunia engineering.

Dalam kaitan dengan SRI, konsep ini diwakili oleh bioreaktor. Bioreaktor SRI adalah perwujudan dari proses-proses yang berlangsung dalam skala yang lebih kecil daripada skala yang digunakan pada pertanian konvensional. Ketika berbicara tentang penanaman padi, seharusnya yang dibahas adalah bagaimana interaksi padi dengan lingkungan sekitarnya terutama mikroba yang menjadi unsur pendukungnya. Jadi, penanaman padi tidak hanya ditinjau dari skala manusia tapi juga dari skala mikroba. Proses yang berlangsung dalam skala kecil pada bioreaktor akan menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan bahan akan lebih maksimal.

Konsep PI kedua adalah using less to produce more yang diwakili oleh metode penanganan bibit dan penanaman padi yang memanfaatkan sumberdaya seminim mungkin. Hal ini tidak dapat berdiri sendiri, karena disisi lain untuk meningkatkan produktivitas maka harus ada elemen produksi yang meningkat. Peningkatan kualitas lahan, bibit serta proses bioreaktor menjadi insurance agar hal ini tercapai.

Sejarah dan ide-ide utama SRI

Majelis praktek-praktek yang memuncak pada SRI dimulai pada tahun 1960 berdasarkan Fr. de Laulanie's observation of 'positive-deviant' farmer practices, starting with planting single seedlings instead of multiple seedlings in a clump, and not keeping irrigated paddy fields flooded during the rice plants' vegetative growth stage. de Laulanie's pengamatan praktek petani 'positif-menyimpang', dimulai dengan penanaman bibit tunggal bukan jamak dalam rumpun bibit, dan tidak menjaga sawah irigasi banjir selama tahap pertumbuhan vegetatif tanaman padi. Planting with wider spacing in a square pattern, rather than randomly or in rows, followed, as did controlling weed growth by use of a soil-aerating push-weeder (rotating hoe). [ citation needed ] Penanaman dengan jarak tanam yang lebih luas dalam pola persegi, bukan secara acak atau dalam baris, diikuti, begitu juga mengendalikan pertumbuhan gulma dengan menggunakan sebuah mengaerasi push--alat pencabut rumput liar tanah (berputar cangkul). [ rujukan? ]

In 1983, the beneficial effect of transplanting very young seedlings, less than 15 days old, was discovered serendipitously. Pada tahun 1983, efek menguntungkan dari tanam bibit sangat muda, kurang dari 15 hari, ditemukan secara kebetulan. Subsequently, when fertilizer prices increased, compost made from any decomposed biomass turned out to give even better results than chemical fertilizer. [ citation needed ] SRI concepts and practices continue to evolve as they are being adapted to rain-fed (unirrigated) conditions and with transplanting being superseded by direct-seeding sometimes. Selanjutnya, ketika harga pupuk meningkat, kompos yang dibuat dari biomassa terurai ternyata memberikan hasil yang lebih baik bahkan dari pupuk kimia [. rujukan? ] SRI konsep dan praktek terus berkembang karena mereka sedang disesuaikan untuk tadah hujan (tegalan) kondisi dan dengan tanam yang digantikan oleh langsung-penyemaian kadang-kadang.

The synthesis of SRI has proceeded empirically, but the central principles for getting best results are: Sintesis SRI telah berjalan secara empiris, tetapi prinsip-prinsip utama untuk mendapatkan hasil terbaik adalah:

* rice field soils should be kept moist rather than continuously saturated, minimizing anaerobic conditions, as this improves root growth and supports the growth and diversity of aerobic soil organisms; sawah tanah lapangan harus dijaga lembab daripada terus menerus jenuh, meminimalkan kondisi anaerobik, karena hal ini meningkatkan pertumbuhan akar dan mendukung pertumbuhan dan keragaman organisme tanah aerobik;
* rice plants should be spaced optimally widely to permit more growth of roots and canopy and to keep all leaves photosynthetically active; and tanaman padi harus berjarak secara optimal secara luas untuk memungkinkan lebih banyak pertumbuhan akar dan tajuk dan untuk menyimpan semua daun photosynthetically aktif; dan
* rice seedlings should be transplanted when young, less than 15 days old with just two leaves, quickly, shallow and carefully, to avoid trauma to roots and to minimize transplant shock. bibit padi harus ditransplantasikan ketika muda, kurang dari 15 hari tua dengan hanya dua daun, dengan cepat, dangkal dan hati-hati, untuk menghindari trauma pada akar dan untuk meminimalkan shock transplantasi.

These changes from conventional practice when managing plants, soil, water and nutrients induce more productive phenotypes from any rice genotype, although some varieties respond better than others to SRI methods. Perubahan ini dari praktik konvensional ketika mengelola tanaman, tanah, air dan nutrisi menyebabkan fenotipe lebih produktif dari setiap genotipe beras, meskipun beberapa varietas merespon lebih baik dari orang lain untuk metode SRI. Increased yield is achieved with 80-90% reductions in seed requirements (lower plant population) and 25-50% less irrigation water. Peningkatan hasil dicapai dengan penurunan 80-90% dalam persyaratan benih (populasi tanaman yang lebih rendah) dan air irigasi 25-50% lebih sedikit. Chemical fertilizer and agrochemical crop protection can be used, but best results can be attained without use of purchased inputs. [ citation needed ] Pupuk kimia dan agrokimia perlindungan tanaman dapat digunakan, namun hasil terbaik dapat dicapai tanpa menggunakan input yang dibeli. [ rujukan? ]
[ edit ] Rotary weeder [ sunting ] Rotary alat pencabut rumput liar

Weed growth will be higher in these fields due to the absence of standing water. pertumbuhan gulma akan lebih tinggi di bidang ini karena tidak adanya air berdiri. But since the rice plants are planted with wider spaces between rows, a rotary weeder can be drawn in between the rows of plants to remove the weeds and also aerate the soil. Tapi karena tanaman padi yang ditanam dengan ruang yang lebih luas di antara baris, sebuah alat pencabut rumput liar rotary dapat ditarik di antara baris tanaman untuk menghilangkan gulma dan juga menganginkan tanah. On the 10 day after planting weeds may not be prominent, but its better to weed so that the weeds do not get a chance to assimilate the nutrients. Pada 10 hari setelah tanam gulma mungkin tidak menonjol, tetapi yang lebih baik untuk gulma sehingga gulma tidak mendapatkan kesempatan untuk menyerap nutrisi. Modified weeders such as the conoweeder are available. [ citation needed ] In Kerala, India the technique has been adopted by some people owing to the pressure from the Department of Agriculture and Mithraniketan ( an NGO Krishi Vignan Kendra located at Trivandrum). weeders Modified seperti conoweeder yang tersedia. [ rujukan? ] Di Kerala, India teknik telah diadopsi oleh beberapa orang karena tekanan dari Departemen Pertanian dan Mithraniketan (LSM Krishi Vignan Kendra terletak di Trivandrum). Failure are attributed to poor water management, non use of rotary weeder and use of older seedlings. [ citation needed ] Kegagalan yang dikaitkan dengan manajemen air yang buruk, penggunaan alat pencabut rumput liar non berputar dan penggunaan bibit yang lebih tua. [ rujukan? ]
[ edit ] Spread of SRI [ sunting ] Penyebaran SRI

The spread of SRI from Madagascar to around the globe has been credited to Norman Uphoff , director of the International Institute for Food, Agriculture and Development at Cornell University , Ithaca , New York from 1990 to 2005. Penyebaran SRI dari Madagaskar ke seluruh dunia telah dikreditkan ke Norman Uphoff , Direktur Institut Internasional untuk Pangan, Pertanian dan Pembangunan di Cornell University , Ithaca , New York 1990-2005. In 1993, Uphoff met officials from Association Tefy Saina , the non-governmental organisation set up in Madagascar in 1990 by de Laulanie to promote SRI. Pada tahun 1993, Uphoff bertemu dengan pejabat dari Asosiasi Tefy Saina , dari organisasi non-pemerintah yang didirikan di Madagaskar pada tahun 1990 oleh de Laulanie untuk mempromosikan SRI. After seeing the success of SRI for three years when Malagasy farmers previously averaging 2 tons/hectare averaged 8 tons/hectare with SRI, Uphoff became persuaded of the merits of the system, and in 1997 started to promote SRI in Asia . Setelah melihat keberhasilan SRI selama tiga tahun ketika Malagasi sebelumnya petani rata-rata 2 ton / hektar rata-rata 8 ton / ha dengan SRI, Uphoff menjadi meyakinkan tentang manfaat sistem, dan pada tahun 1997 mulai mempromosikan SRI di Asia . As of 2007, the beneficial effects of SRI methods had been documented in 28 countries, most recently in Bhutan, Iraq, Iran and Zambia. Pada tahun 2007, efek menguntungkan metode SRI telah didokumentasikan di 28 negara, terakhir di Bhutan, Irak, Iran dan Zambia. Governments in the largest rice-producing countries (China, India and Indonesia) are now supporting SRI extension. Pemerintah di negara-negara produsen beras terbesar (Cina, India dan Indonesia) saat ini mendukung ekstensi SRI. In India, SRI concepts and practices have been extrapolated successfully to other crops such as sugar cane , finger millet and wheat . [ citation needed ] . Di India, konsep SRI dan praktek yang telah ekstrapolasi berhasil untuk tanaman lain seperti tebu , millet jari dan gandum . [ rujukan? ]. To help farmers in efficient and easy weeding, KGVK is now marketing a Single Row Weeder, This innovative Weeder, developed by the Engineers of Usha Martin's Machinery Division, in close collaboration with KGVK Agriculture professionals and Grassroots Farmers. Untuk membantu petani di penyiangan efisien dan mudah, KGVK sekarang pemasaran Single Row alat pencabut rumput liar, ini alat pencabut rumput liar yang inovatif, yang dikembangkan oleh Insinyur dari Usha Martin Mesin Divisi, dalam kerjasama erat dengan profesional KGVK Pertanian dan Akar Rumput Petani. The new Weeder is robust and well engineered with features, which make the work of Farmers relatively much easier, requiring less effort. Ini alat pencabut rumput liar baru kuat dan baik direkayasa dengan fitur, yang membuat karya Petani relatif lebih mudah, membutuhkan usaha yang lebih sedikit.
[ edit ] Cases of Success [ sunting ] Kasus Sukses

Several cases of success are reported in Kerala , India. Beberapa kasus keberhasilan dilaporkan di Kerala , India. The program has proven successful in Nellanad Gramapanchayat in Thiruvananthapuram . Program ini telah terbukti sukses di Nellanad Gramapanchayat di Thiruvananthapuram . Agricultural Officers including Sreekala, Sreekumari, and Geethakumari have several cases of success. [ citation needed ] Pejabat pertanian termasuk Sreekala, Sreekumari, dan Geethakumari memiliki beberapa kasus keberhasilan. [ rujukan? ]
[ edit ] Criticism [ sunting ] Kritik

There are criticisms of SRI. Ada kritik dari SRI. While supporters of SRI report many benefits in addition to yield increase—resistance to pests and diseases, resistance to abiotic stresses like drought and storm damage, more output of polished rice (in kg) when SRI paddy (unmilled rice) is processed (bushels), less chemical pollution of soil and water resources— critics have focused on yield suggesting that claims of increase are due to "poor record keeping and unscientific thinking". Sementara pendukung SRI laporan banyak manfaat selain untuk menghasilkan meningkatkan-ketahanan terhadap hama dan penyakit, ketahanan terhadap cekaman abiotik seperti kekeringan dan kerusakan badai, lebih banyak output beras dipoles (dalam kg) ketika padi SRI (padi unmilled) diproses (gantang) , kurang kimia pencemaran air tanah dan sumber daya kritik telah berfokus pada hasil menunjukkan bahwa klaim kenaikan adalah karena "catatan buruk menjaga dan berpikir ilmiah". Some critics have suggested that SRI success is unique to soil conditions in Madagascar, a point that is disputed by supporters. [ 1 ] Beberapa kritik telah menyarankan bahwa keberhasilan SRI adalah unik untuk kondisi tanah di Madagaskar, sebuah titik yang masih diperdebatkan oleh para pendukung. [1]

Critics have objected that there is a lack of details on the methodology used in trials and a lack of publications in the peer-reviewed literature. Kritik memiliki keberatan bahwa ada kurangnya rincian tentang metodologi yang digunakan dalam percobaan dan kurangnya publikasi dalam literatur peer-review. This latter deficiency is now being remedied by such publications, but systematic trials that will satisfy scientific critics remain to be done. Kekurangan terakhir ini sekarang sedang diperbaiki oleh publikasi tersebut, tetapi percobaan sistematis yang akan memuaskan kritikus ilmiah tetap dilakukan. A global field trial is planned for 2009–2011, to be conducted by researchers from Cornell University , Wageningen University , and the International Rice Research Institute [ 2 ] Sebuah uji coba lapangan global direncanakan untuk 2009-2011, akan dilakukan oleh para peneliti dari Cornell University , Wageningen University , dan International Rice Research Institute [2]

Additionally, the reliance on weeding/tilling machinery may limit the system's applicability. Selain itu, ketergantungan pada penyiangan / mengolah mesin dapat membatasi penerapan sistem.

Below is a picture gallery of SRI farming in Chattisgarh , India : Berikut adalah galeri foto pertanian SRI di Chattisgarh , India :

Planted field Ditanam di lapangan


Rice field Sawah


Nursery Kebun bibit


Fields left almost dry Kolom yang dibiarkan hampir kering

SRI field SRI lapangan


Farmer Petani


Crop with weeds Tanaman dengan gulma


Weeding Penyiangan

Weeding Penyiangan


Weeding Penyiangan


Weeding Penyiangan