KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaiakan laporan praktikum Ilmu Hama Tumbuhan ini tepat pada waktunya.
Adapun yang menjadi judul praktikum ini adalah Hama Tanaman Kedelai dan
Kacang Hijau.
Kami juga mengucapkan terimakasih pada dosen pembimbing
mata kuliah Ilmu Hama Tumbuhan yang telah membantu kami dalam pelaksanaan
praktikum ini.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaiakan
laporan praktikum ini, namun demikian penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini dan akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
DAFTAR
GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan Praktikum
1.3
Manfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Umum Tanaman Kedelai
2.1
Tinjauan Umum Kacang Hijau
2.3
Hama
III. METODE PRAKTIKUM
3.1
Tempat dan Waktu
3.2
Bahan dan Alat
3.3
Pelaksanaan Praktikum
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.2
Pembahasan
V. KESIMPULAN
VI. DAFTAR PUSTAKA
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Peningkatan produksi pertanian akan
tanaman kacang-kacangan, seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen . Hal
ini terkait dengan banyaknya kandungan vitamin dari kacang-kacangan yang sangat
berguna bagi tubuh sehingga mendorong orang-orang untuk mengloahnya menjadi
berbagai jenis makanan. Beberapa jenis
kacang-kacangan an tersebut adalah kacang hijau dan kacang kedelai.
Kacang hijau adalah sejenis tanaman
budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang
termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.
Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman
pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi
adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai
bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi
onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang
umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge.
Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya
akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau,
disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue (
isi onde-onde, dll ) dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah
menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
Kedelai (kadang-kadang
ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu tanaman
polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi, tanaman ini telah
dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia
Timur.
Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari
Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah
dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil
kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai
praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Namun dalam pelaksanaan
budidaya kedua jenis tanaman ini sering terjadi gangguan oleh hama-hama
penggangu tanaman, yang banyak mengakibatkan kerugian bahkan dapat terjadi
gagal panen. Hama dapat merusak tanama kedelai maupun kacang hijau dari
beberapa fase tumbuhnya. Tiap jenis hama dengan bioekologi yang berbeda
menyerang tanaman pada fase yang berbeda pula.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui hama-hama yang menyerang tanaman kacang hijau mulai dari
benih sampai panen
2. Untuk mengetahui hama-hama yang menyerang tanaman kacang kedelai mulai dari
benih sampai panen
3. Untuk membandingkan antara hama kedelai dan kacang hijau
4. Praktikum ini juga menjadi bukti hasil laporan akhir Ilmu Hama Tanaman.
1.3 Manfaat
Manfaat praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara pengolahan,
penanaman, dan mengetahui hama yang menyerang tanaman kacang hijau dan kacang
kedelai.
II.TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kacang
Hijau
Kacang
hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60
hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini.
Divisi :Spermatopyha
Sub-divisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies :Vigna radiata atau Phaseolus radiates
·
Morfologi
Tanaman Kacang Hijau
Kacang hijau merupakan terna dikotil semusim dengan
percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium.
Kacan g hiajudapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam
keadaan pencahayaan rendah.
Batang
Tanaman
kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk
bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
Daun
Daunnya trifoliate (terdiri dari
tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih
panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua.
Bunga
Bunga kacang hijau berwarna kuning,
tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk
sendiri.
Buah
Polong kacang hijau berebntuk
silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu
muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat.
Setiap polong berisi 10-15 biji.
Biji
Biji
kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya
kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning,
cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang
pada permukaan.
Perakaran
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang
membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari
permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke
dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat
mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm.
·
Syarat
Tumbuh Kacang Hijau
Kacang hijau tumbuh dan penyebarannya seperti kedelai, namun kelebihan
kacang hijau adalah ketahanan terhadap kekeringan. Karena pada lahan dimana
kedelai sudah mengalami gangguan dengan adanya kekeringan, tetapi untuk tanaman
hijau masih dapat tumbuh dengan subur.
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah
hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal,
tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 70-200 mm/bulan. c) Suhu yang
dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu optimum
bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-30 derajat C. Tanah-tanah yang cocok yaitu:
alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik
merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai
kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam
jumlah cukup.
2.2
Tinjauan Umum Tanaman Kacang Kedele
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan
percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium.
Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboom,
soja, soja bohne, soybean,
kedele, kacang ramang, kacang
bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng bulu, kacang
jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang jepun, lebui
bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning
(aceh) dan gadelei.. Dalam
dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini.
Kingdom :
Plantae
Divisi :Spermatopyha
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies :Glycine max
2.2.1 Morfologi Tanaman Kacang Hijau
Akar
Tanaman kedelai
mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping
(horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar
akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air.
Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120
cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air
maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya
bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut
berupa koloni dari bakteri
pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan
kedelai.
Batang
Kedelai berbatang
memiliki tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila
jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama
sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas
(semi-indeterminate).
Bunga
Bunga kedelai termasuk
bunga sempurna. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup
sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada
ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi
polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga
rontok sebelum membentuk polong.
Buah
Buah kedelai berbentuk
polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai
berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan
buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
Daun
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh
dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di
atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal
memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang.
Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun
berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada
ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari
daun yang menempel di bagian bawah batang.
2.2.2 Syarat
Tumbuh Kacang Kedelai
Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal
drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan
100-400 mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah 5,8 -
7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan
percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium.
Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam
keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah
subtropik, juga merupakan tanaman
hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga
apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini
menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini
berbunga.
2.3
Hama
Hama adalah organisme yang dianggap
merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat
digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering
dipakai hanya kepada hewan.
Suatu hewan juga dapat disebut hama
jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem
alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia. Contohnya
adalah organisme yang menjadi vektor penyakit bagi
manusia, seperti tikus dan lalat yang membawa berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi vektor malaria.
Dalam pertanian, hama adalah
organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke
dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi adanya hama yaitu :
- Perubahan Lingkungan
Pada
ekosistem alami makanan serangga terbatas dan musuh alami berperan aktif selain
hambatan
lingkungan,
sehingga populasi serangga rendah. Sebaliknya pada ekosistem pertanian,
terutama yang monokultur
makanan
serangga relatif tidak terbatas sehingga populasi bertambah dengan cepat tanpa
dapat diimbangi oleh musuh
alaminya.
Meningkatnya pendidikan dan taraf hidup menyebabkan tuntutan terhadap bahan basil pertanian semakin
baik sehingga banyak konsumen yang menginginkan buah-buahan atau sayur-sayuran demikian pula dengan bunga, jangan ada cacat sedikitpun.
- Perpindahan Tempat
Serangga hama dapat berpindah tempat secara aktif maupun pasif. Perpindahan tempat secara aktif dilakukan
oleh imago dengan cara terbang atau berjalan.
- Aplikasi Insektisida Yang Tidak Bijaksana
Penggunaan insektisida yang tidak bijaksana akan menyebabkan permasalahan hama semakin kompleks,
banyak musuh alami yang mati sehingga populasi serangga bertambah tinggi disamping berkembangnya
resistensi, resurgensi dan munculnya hama sekunder.
III.METODE
PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Pengamatan
ini dilaksanakan mulai pada tanggal 28 oktober hingga 30 Desember 2011. Dan
pengamatan ini dilaksanakan di lahan praktikum depan rumah kaca Fakultas
Pertanian Universitas Jambi.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
o
Cangkul
o
Sabit
o
alat
tulis
o
kamera
o
Tali
rapiah
o
Kayu
patok
Bahan yang digunakan :
o
Benih
kacang Hijau
o
Kacang
kedelai
o
Pupuk
kompos.
3.3 Pelaksanaan
Kegiatan
pelaksanaan praktikum dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
3.3.1 Pembersihan lahan
Dilakukan untuk
menghilangkan gulma-gulma yang ada pada lahan sebelum lahan ditanami kembali.
3.3.2 Pembuatan
petakan
Ukur luas petakan yang akan di buat
yaitu 2m x 3m sebanyak 2 petakan (1
untuk kacang kedelai dan 1 petakan untuk kacang hijau). Buat patok pada tiap sudut, ikatkan tali pada
patok tersebut .Gemburkan petakan . Berikan pupuk kompos secukupnya. Ratakan
pupuk tersebut. Diamkan selama 2 minggu
3.3.3
Penanaman
Pada kegitan praktikum ini
penanaman dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2011. Cara Tanam Benih ditanam dengan cara tugal, dengan
jarak 20 cm x 40 cm, tiap lubang diisi 3 biji.
3.3.4
Pemeliharaan
ü Pengendalian gulma diadakan pada 11 Oktober 2010 dengan mencabuti gulma
yang tumbuh disekitar tanaman kacang hijau. Pada hari yang sama juga diadakan pengamatan tanaman yang pertumbuhannya
lambat. Bersihkan petakan dari gulma-gulma. Peda pinggiran petakan dapat
dibersihkan dengan cangkul. Gulma yang terdapat pada sela antar tanaman lakukan
penyiangan dengan mencabut rumput secara manual. Gulma-gulma tersebut jangan
dibuang di sekitar tanaman kita
ü
Pembumbunan
Pembumbunan digunakan untuk
memperkuat berdirinya tanaman.
ü Penyulaman
Ganti
tanaman yang mati dengan tanaman cadangan. Pilih tanaman cadangan yang bagus.
ü Pemangkasan
Gunting
tanaman yang tumbuh lebih dari 1 pada 1 lobang tanam. Sisakan tanaman yang
terbaik
ü
Pengamatan
pada hama yang menyerang tanaman kacang hijau dilaksanakan mulai 4 oktober 2011
yakni minggu pertama setelah penanaman dan dilanjutkan setiap minggunya pada
hari yang sama sampai pada pengamatan hama yang menyerang polong.
3.3.5 Pemanenan
Panen tanaman dengan mengumpulkkan
polong-polong yang telah berwarna hitam dan cukup umur untuk di panen.
Kumpulkan pada 1 tempat. Pemanenan dilakukan secara bertahap, tanaman yang
belum dapat di panen pada panen pertama akan di panen pada minggu
berikutnya.Keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat
dilapangan. Panen dilakukan dengan cara dipetik. Panen dapat dilakukan satu,
dua atau tiga kali tergantung varietas. Jarak antara panen kesatu dan ke dua 3-5
hari.
3.3.6 Pasca panen
Pengeringan
polong dilakukan selama 2-3 hari dibawah sinar matahari. Pembijian dilakukan
secara manual yaitu dipukul-pukul dengan tongkat kayu. Pembijian dilakukan di
dalam kantong atau karung untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan niji
dari kulit polong dilakukan dengan tampi. Sebelum disimpan biji kacang di jemur
kembali sampai mencapai kering simpan yaitu kadar air 8 - 10 % ( jika biji akan
disimpan lama sekita 6 bulan ) tetapi jika di simpan sebentar maka kadar air 14
% sudah cukup.
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Hama-hama yang menyerang tanaman kacang hijau:
1.
Penggerek polong (Etiella zinckenella Tr.)
Gejala Serangan
Gejala serangannya terlihat pada
kulit polong berupa bercak hitam dan bila dibuka terdapat larva yang gemuk
dengan kotoran-kotorannya berwarna hijau basah. Serangan pada polong kedua
ditandai dengan satu lubang gerek yang bentuknya bundar.
Penyebab
Hama penyebabnya adalah penggerek
polong (Etiella zinckenella Tr.). Penggerek polong kacang hijau sama
dengan penggerek polong pada kedelai. Larva yang baru menetas menggerek masuk
ke dalam polong menuju ke bagian bawah. Larva ini memakan biji di dalam polong
sampai habis kemudian berpindah ke polong lain. Bentuk larvanya gemuk dan
licin, larva yang masih kecil berwarna merah kebiru-biruan.
2. Lalat kacang (Agromyza
phaseoli )
Gejala Serangan
Gejala awal berupa bercak-bercak
pada keping biji atau daun pertama. Bercak ini merupakan tempat peletaka telur.
Selanjutnya terlihat liang gerek pada keping biji atau daun pertama. Ketika
polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang. Pada saat larva
telah berada di pangkal akar daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman
akan mati berumur 3-4 minggu. Jika tanaman tersebut dicabut akan didapati
larva, pupa, atau kulit pupa di antara akar dan kulit akar. Tanaman yang
terserang dan masih tetap hidup menampakkan akar-akar adventif di bagian
terbawah dari batang.
Sejauh yang diketahui, serangannya
tidak sehebat pada tanaman kedelai. Hal ini disebabkan karena keping biji
kacang hijau yang masih muda mudah rontok ketika diserang sehingga tidak
memberi kesempatan pada serangga tersebut untuk bertelur.
Penyebab
Lalat kacang (Agromyza phaseoli
Caq.) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna hitam mengilap.
Perkawinannya (kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00@10.00 pagi. Waktu
matahari bersinar terik, lalat ini bersembunyi di dalam rumput di dekat tanaman
kacang hijau. Lalat kacang bertelur pada pagi hari. Telurnya diletakkan pada keping
biji atau pada daun pertama.
Setelah telur menetas, belatungnya
menggerek dan memakan keping biji atau daun sehingga terbentuk liang. Belatung
ini akan terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai
pangkal akar, Kepompong atau pupanya berwarna cokelat kuning. Pada setiap
batang tanaman yang diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.
3. Kepik hijau (Nezara viridula)
Gejaia Serangan
Polong muda isinya terisap. Bila
polong dibuka tampak bijinya pipih tanpa isi. Bagian yang terserang tampak
berbercak hitam.
Penyebab
Hama penyerang adalah kepik padi
hijau (Nezara viridula). Kepik ini meletakkan telurnya yang berwarna
kuning secara massal di permukaan bawah daun. Kelompok telurnya 5-10 butir.
Stadium telumya selama 6 hari. Setelah telur menetas, larvanya berkumpui di
polong dalam kelompok besar. Stadium larvanya selama 30 hari. Masa pertumbuhan
dari telur hingga dewasa selama 36 hari.
4.
Ulat jengkal (Plusia chalcites Esp.)
Gejala Serangan
Ulat ini menyerang tanaman yang
sudah agak tua dan memakan daunnya sehingga tinggal tulangnya saja.
Penyebab
Hama penyebabnya adalah ulat jengkal
kedelai (PIusia chalcites Esp.). Tubuhnya berwarna hijau. Bentuk
dewasanya berupa kupu-kupu. Telur kupu-kupu ini diletakkan berkelompok sebanyak
50 butir. Stadium telurnya selama 3 hari. Larva tersebut akan menjadi kepompong
di antara daun yang dianyam menjadi satu. Stadium pupanya selama 6 hari.
5.
Thrips sp.
Gejala Serangan
Serangan hama ini menyebabkan daun
menggulung ke dalam (keriting) karena sel-sel di bagian atasnya mengerut.
Penyebab
Kutu Thrips menyerang tanaman dengan
mengisap cairan tanaman sehingga mengganggu proses fotosintesis dan
mengakibatkan menurunnya hasil. Penurunannya dapat mencapai 60, bahkan tidak
menghasilkan sama sekali (puso) bila serangannya berat. Pantas jika hewan ini
merupakan hama yang paling berbahaya bagi tanaman kacang hijau. Selama fase
vegetatif tanaman, serangan hama ini sangat rendah.
6.
Kumbang Callosobruchus
Gejala
Serangan
Kumbang ini meletakkan telurnya pada
permukaan polong atau biji kacang hijau. Larva yang baru menetas langsung
menggerek masuk ke dalam biji dan memakan kotiledon serta bagian biji lainnya.
Penyebab
Kumbang Calloso-bruchus
maculatus yang menyerang biji. Siklus hidup kumbang ini, pada biji kacang
hijau varietas MB 129, berlangsung antara 23-28 hari. Kemampuan bertelur
kumbang betina antara 40-90 butir. Persentase telur yang dapat menetas hingga
menjadi dewasa sebesar 19-98. Perbandingan antara jantan dewasa dan betinanya
1:1.
7.Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala Serangan
Serangan ulat grayak mendadak dan
dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm
dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri
dari 350 butir. Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan
daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Ulat grayak muda menyerang daun
sehingga bagian daun yang tertinggal hanya epidermis atas dan tulang-tulangnya
saja. Ulat tua juga merusak tulang-tulang daun sehingga tampak lubang-lubang
bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun, ulat juga memakan polong
muda. hal ini mengakibatkan penurunan jumlah produksi.
8. Belalang Kembara ( Locusta migratoria)
Belalang menyerang tanaman kedelai
dan kacang hijau, gejala serangan yang ditimbulkan adalah terdapat robekan pada
daun, dan pada serangan yang hebat dapat terlhat tinggal tulang-tulang daun
saja.
“Hama-hama yang menyerang tanaman
Kedelai”
1.
Ulat penggulung daun
a.
Perikehidupan
Ulat
penggulung daun, Lamprosema (Omyodes)
indicata F. (Lepidoptera, Pyralidae) memiliki inang tanaman kedelai dan
berbagai jenis kacang-kacangan lainnya. Ciri khas ulat ini adalah terdapatnya
dua bercak hitam pada kedua sisi prothorax.
Sesuai dengan namanya, ulat berdiam didalam gulungan daun.
Gulungan daun mulai dibentuk oleh ulat muda pada bagian pucuk, tempat telur
diletakkan. Setelah tumbuh menjadi lebih besar, ulat berpindah ke daun yang
lebih tua. Gulungan daun dibentuk dengan cara merekatkan daun satu dengan
lainnya dari sisi dalam dengan semacam zat perekat yang dikeluarkan oleh ulat
yang bersangkutan. Bila gulungan daun dibuka, akan dijumpai ulat berwarna hijau
transparan yang bergerak cepat. Selama berdiam di dalam gulungan daun, ulat
memakan daun sehingga tampak hanya tulang daunnya saja yang tersisa. Kepompong
dibentuk di dalam gulungan daun tersebut. Kupu-kupu yang terbentuk berukuran
kecil dan berwarna coklat kekuningan.
2.
Ulat jengkal
a.
Peri kehidupan
Ulat
jengkal, Chrysodeixis chalcites
Esp. (Lepidoptera, Noctuidae) berwarna hijau dan bergerak seperti menjengkal.
Ulat tua memiliki ciri khas, yakni adanya tungkai palsu sebanyak tiga pasang
dan garis lateral berwarna pucat sebanyak tiga pasang yang membujur dari
mesonotum hingga ujung abdomen. Tubuh ulat menyempit pada bagian apikal dengan
kepala kecil. Tubuh ulat ini apabiia direntangkan, panjangnya 3 cm. Stadium
ulat terdiri atas lima instar, umur ulat berlangsung selama 14-19 hari dengan
rerata 16,2 hari (14).
Kepompong
berwarna hijau muda yang berangsur-angsur menjadi putih-kecoklatan. Kepompong
dibentuk di daun, ditutupi oleh rumah kepompong (kokon). Stadium kepompong
berlangsung selama 6-11 hari dengan rerata 6,8 hari (14).
Stadium ngengat berlangsung selama 5 – 12 hari dengan rerata
8,5. Ngengat meletakkan telur pada umur 4 – 12 hari. Produksi telur mencapai
1250 butir per ekor ngengat betina. Telur diletakkan secara individual di
permukaan bawah helaian daun. St pada umur 4 – 12 hari. Stadium telur
berlangsung selama 3 - 4 hari dengan rerata 3,2 hari (14). Daur hidup ulat
jengkal dari tetur hingga ngengat bertelur berlangsung selama 30 hari.
b.
Perilaku merusak
Ulat
jengkal menyerang tanaman muda dan tua dengan gejala serangan berupa
perompesan, baik sebagian dengan masih tersisanya tulang daun, maupun total. Di
samping memakan daun, ulat juga sering memakan polong muda.
Ulat
jengkal memiliki inang berupa tanaman kedelai dan beberapa tanaman pangan
lainnya, sesayuran, dan gulma selain rerumputan. Karena sifatnya yang polifag
tersebut, maka daerah sebarannya meluas di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi (15).
3.
Kumbang daun kedelai
a. Peri kehidupan
Kumbang
daun kedelai, Phaedonia inclusa . (Coleoptera, Chrysomelidae) berbentuk
hampir speris, kepala dan pronotum berwarna coklat-kemerahan, dan elytra
berwarna hitam-kebiruan dengan bagian tepi sempit berwarna coklat kekuningan.
Elytra panjangnya 4 - 5 mm. Pakan umumnya berupa daun yang telah membentang
sempurna. Perkembangan serangga ini berlangsung selama 3 - 4 minggu. Stadium
kumbang berlangsung selama 4 bulan. Pada keadaan tanaman tidak tumbuh, kumbang
mampu bertahan hidup hingga 5 buian. Kumbang ini bergerak lambat dan jarang
terbang. Itulah sebabnya, kumbang ini menyebar secara pasif setelah panenan
melalui transportasi daun.
Produksi
telur berkisar antara 200 - 250 butir. Telur biasanya diletakkan secara
berkelompok sebanyak 2 - 18 butir di permukaan bawah helaian daun. Telur
berwarna kuning muda, bentuknya agak melengkung dengan ujung bulat, panjangnya
1 1/3 mm dan lebarnya 1/3 mm. Stadium telur berlangsung selama 4 hari.
Larva
pada mulanya berwarna abu-abu gelap kemudian berubah menjadi agak muda. Larva
dilengkapi dengan tubercula dan setae yang hitam, bentuknya agak melengkung
dengan abdomen tebal, panjangnya mencapai 5 mm. Selama beberapa hari pertama,
larva tinggal pada daun, tempat telur diletakkan, kemudian segera merayap ke
puncak batang, bunga, dan polong. Larva tua sering memakan tangkai daun.
Stadium larva terdiri atas 5 instar, berlangsung selama 8 hari.
Pupa
terbentuk di dalam rongga tanah dekat permukaan tanah. Pupa menjadi kumbang
setelah berumur seminggu. Kelembaban merupakan faktor penentu dalam
perkembangan serangga ini. Lembab nisbi optimum yang dibutuhkan oleh kumbang
untuk meletakkan telur berkisar antara 60-80%. Hal ini mungkin merupakan salah
satu faktor mengapa kumbang daun kedelai menjadi hama penting di daerah
beriklim kering.
b. Perilaku merusak
Kumbang hadir di pertanaman sejak kecambah muncul ke
permukaan tanah hingga tanaman masih memiliki daun atau polong muda. Kumbang
dan larva merusak pucuk, daun muda, tangkai daun muda, bunga dan polong muda.
Tanaman kedelai yang diserang larva maupun kumbang mengalami perompesan
sehingga mengakibatkan penurunan hasil panen. Serangan hama pada tanaman muda
mengakibatkan tanaman mati, serangan pada tanaman stadium pembungaan
mengakibatkan jumlah bunga dan polong berkurang, dan serangan pada stadia
perkembangan polong dan biii mengakibatkan jumlah polong dan kualitas biji
berkurang.
4. Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
5.
Lalat kacang (Agromyza phaseoli )
Gejala Serangan
Gejala awal berupa bercak-bercak
pada keping biji atau daun pertama. Bercak ini merupakan tempat peletaka telur.
Selanjutnya terlihat liang gerek pada keping biji atau daun pertama. Ketika
polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang. Pada saat larva
telah berada di pangkal akar daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman
akan mati berumur 3-4 minggu. Jika tanaman tersebut dicabut akan didapati
larva, pupa, atau kulit pupa di antara akar dan kulit akar. Tanaman yang terserang
dan masih tetap hidup menampakkan akar-akar adventif di bagian terbawah dari
batang.
Penyebab
Lalat kacang (Agromyza phaseoli
Caq.) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna hitam mengilap.
Perkawinannya (kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00@10.00 pagi. Waktu
matahari bersinar terik, lalat ini bersembunyi di dalam rumput di dekat tanaman
kacang hijau. Lalat kacang bertelur pada pagi hari. Telurnya diletakkan pada
keping biji atau pada daun pertama.
Setelah telur menetas, belatungnya menggerek
dan memakan keping biji atau daun sehingga terbentuk liang. Belatung ini akan
terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai pangkal akar,
Kepompong atau pupanya berwarna cokelat kuning. Pada setiap batang tanaman yang
diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.
6. Ulat grayak
a.
Peri kehidupan
Ulat
grayak, Spodoptera litura F.
(Lepidoptera, Noctuidae) memiliki ciri khas, yakni terdapatnya dua buah bintik
hitam berbentuk seperti bulan sabit pada tiap ruas abdomen, terutama ruas ke
empat dan ke sepuluh yang dibatasi oleh garis-garis lateral dan dorsal berwarna
kuning yang membujur sepanjang badan (15).
Setelah
telur menetas, ulat tinggal untuk sementara waktu di tempat telur diletakkan,
Beberapa hari kemudian, ulat tersebut berpencaran, Ulat tua bersembunyi di
dalam tanah pada siang hari dan giat menyerang tanaman pada malam hari. Stadium
ulat terdiri atas enam instar dan berlangsung selama 13 - 17 hari dengan rerata
14 hari (18).
Kepompong
terbentuk di dalam rongga-rongga dalam tanah di dekat permukaan tanah. Stadium
kepompong berlangsung selama 7 - 10 hari dengan rerata 8,5 hari. Stadium
ngengat berlangsung selama 1 - 13 hari dengan rerata 9,3 hari.
Ngengat
meletakkan telur pada umur 2 - 6 hari. Produksi telur dapat mencapai 3000 butir
per induk betina, tersusun atas 11 kelompok dengan rerata 350 butir per
kelompok. Telur diletakkan berkelompok dan ditutupi oleh bulu-bulu halus
berwarna coklat kemerahan. Stadium telur berlangsung selama 3 - 5 hari dengan
rerata 3 hari (15, 18). Daur hidup ulat grayak dari telur hingga ngengat
bertelur berlangsung selama 28 hari.
b.
Perilaku merusak
Ulat
grayak muda menyerang daun sehingga bagian daun yang tertinggal hanya epidermis
atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat tua juga merusak tulang-tulang daun
sehingga tampak lubang-lubang bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun,
ulat juga memakan polong muda.
Ulat grayak memiliki kemampuan makan besar, Selama periode
ulat instar VI yang berlangsung selama 2,5 hari, ulat dengan kemampuan makan
sebesar 184 cm2/ekor mampu menghabiskan satu tanaman stadium V2 yang
berumur 15 HST (3).
7. Cantalan
(Epilachana Soyae)
Morfologi
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang
berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga.Bentuk sayapnya keras dan ada yang
lunak,tipe mulutnya menggiggit mengunyah
Siklus hidup
Telur
kumbang ini diletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok,lamanya stadia
telur antara 4-5 hari, sedangkan stadia larvanya kurang lebih antara 16 hari.
Gejala
Pada hama kumbang ini serangannya yaitu
memakan daun tetapi masih ada lapisan daun yang tertinggal seperti tulang daun
hingga daun menjadi transparan.Menyerang tanaman berjaringan lunak dan lebih
menyukai pada bagian ujung pucuk daun.
8.
Ulat polong (Etiela Zinchenella)
Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan
hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit
polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas
gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang berwarna coklat muda dan
terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal. Merusak biji
dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk serta menggerek biji,
sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinya dengan selubung putih
hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama tersebut.
Morfologi dan biologi
Hama ini mempunyai panjang tubuhnya
antara 8-11 mm, panjang sayapnya antara 19-27 mm,sayapnya lebih panjang
daripada abdomen. Perkembangan telurnya antara 4-21 hari , larvanya antara
19-40 hari,sedangkan perkembangan pupanya antara 12-18 hari, umur imago lebih
kurang 20 hari, rata-rata imagonya bertelur antara 100-600 butir telur dan
perkembangannya tergantung pada suhu lingkungan.
Ngengat hama ini berwarna keabu-abuan
pada bagian tepi sayap ada pembatas
berwarna kuning muda, rentangan sayapnya
antara 24-27 mm. Telur berwarna putih mengilap dan berubah menjadi
kemerah-merahan larvanya berwarna putih kekuningan. Kepala lebih besar dari
pada badan dan berwarna coklat sampai hitam.
Siklus hidup
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir
di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada polong. Telur berbentuk lonjong,
diameter 0,6 mm. pada saat diletakkan telur berbah kemerahan dan berwarna warna
putih mengkilap, kemudian berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-4
hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah
menjadi hijau dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek
polong daun, menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat
hidup di luar biji.
Dalam satu polong sering dijumpai lebih
dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3
mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk
dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari,
kepompong berubahmenjadi ngengat.
9. Kepik hijau (Nezara Viridula)
Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan
hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit
polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas
gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang berwarna coklat muda dan
terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal. Merusak biji
dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk serta menggerek biji,
sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinya dengan selubung putih
hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama tersebut.
Morfologi dan biologi
Hama ini mempunyai panjang tubuhnya
antara 8-11 mm, panjang sayapnya antara 19-27 mm,sayapnya lebih panjang
daripada abdomen. Perkembangan telurnya antara 4-21 hari , larvanya antara
19-40 hari,sedangkan perkembangan pupanya antara 12-18 hari, umur imago lebih
kurang 20 hari, rata-rata imagonya bertelur antara 100-600 butir telur dan
perkembangannya tergantung pada suhu lingkungan.
Ngengat hama ini berwarna keabu-abuan
pada bagian tepi sayap ada pembatas berwarna kuning muda, rentangan sayapnya
antara 24-27 mm. Telur berwarna putih mengilap dan berubah menjadi
kemerah-merahan larvanya berwarna putih kekuningan. Kepala lebih besar dari
pada badan dan berwarna coklat sampai hitam.
Siklus hidup
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir
di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada polong. Telur berbentuk lonjong,
diameter 0,6 mm. pada saat diletakkan telur berbah kemerahan dan berwarna warna
putih mengkilap, kemudian berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-4
hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah
menjadi hijau dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek
polong daun, menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat
hidup di luar biji.
Dalam satu polong sering dijumpai lebih
dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3
mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk
dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari,
kepompong berubahmenjadi ngengat.
10. Belalang Kembara ( Locusta migratoria)
Belalang menyerang tanaman kedelai
dan kacang hijau, gejala serangan yang ditimbulkan adalah terdapat robekan pada
daun, dan pada serangan yang hebat dapat terlhat tinggal tulang-tulang daun
saja.
4.2
Pembahasan
4.2.1
Keadaan umum tanaman dan lingkungan
Selama pengamatan berlangsung
terlihat pertumbuhan tanaman mempunyai vigor yang baik. Namun selama pengamatan
berlangsung terlihat beberapa tanaman terserang hama pada minggu ke- 2 yang
menyebabkan beberapa tanaman bagian daunnya dimakan dan ada pula yang menggerek
batang. Serangan hama ini umumnya pada saat praktikum disebabkan oleh belalang.
4.2.2
Pertumbuhan Tanaman
Tanaman kedelai dan kacanag hijau
tumbuh dengan cukup baik, seperti yang terlihat pada gambar diatas. Dam
penanaman kedelai dan kacang hijau ini kami tidak menggunakan bahan kimia,
karena pada praktikum yang kami lakukan tujuan utamanya adalah untuk smengamati
hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala
serangannya.
4.2.3
Perbedaan frekuensi serangan antara hama tanaman kedelai dan kacang hijau
Jenis-jenis hama yang menyerang
tanaman kedelai maupun kacang hijau kebanyakan sama yaitu antara lain ulat
grayak, belalang, ulat jengkal, ulat penggulung daun dan sebagainya. Walaupun
sama, namun frekuensi serangan yang dilakuan oleh hama lebih kepada tanaman
kedelai, hal ini dikarenakan ham-hama tersebut lebih menyukai tanaman kedelai
daripada tanaman kacang hijau. Salah satu contoh adalah lalat kacang pada
tanamn kcang hijau, serangannya tidak sehebat pada tanaman kedelai. Hal ini disebabkan
karena keping biji kacang hijau yang masih muda mudah rontok ketika diserang
sehingga tidak memberi kesempatan pada serangga tersebut untuk bertelur.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pratikum dapat disimpulkan :
v
Dalam
penanaman kedelai dan kacang hijau ini kami tidak menggunakan bahan kimia,
karena pada praktikum yang kami lakukan tujuan utamanya adalah untuk mengamati
hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala
serangannya.
v
Hama
yang menyerang tanaman kacang hijau antara lain kutu daun, ulat tanah, kutuu
kebul, wereng, thrips, tungau, ulat penggulung daun, ulat grayak, ulat jengkal
dan ulat heliothis.
v
Hama
yang menyerang tanaman kedelai antara lain lalat bibit, ulat grayak, ulat
jengkal, ulat penggulung daun dan kumbang kedelai
v
Jenis-jenis
hama yang menyerang tanaman kedelai maupun kacang hijau kebanyakan sama yaitu
antara lain ulat grayak, belalang, ulat jengkal, ulat penggulung daun dan
sebagainya. Walaupun sama, namun frekuensi serangan yang dilakuan oleh hama
lebih kepada tanaman kedelai, hal ini dikarenakan ham-hama tersebut lebih
menyukai tanaman kedelai daripada tanaman kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Ir.
Siswandi, MP. 2006. Budidaya Tanaman
Palawija.PT Citra Aji Parama : Yogyakarta
S,
H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Farida, N. 2008. Identifikasi
Varietas Unggul Benih Kedelai
dengan Analisa Cluster. Surabaya : Tesis Magister Fisika ITS
http:// teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html
http://www.scribd.com/doc/21400399/hama-dan-penyakit-pada-kedelaiv
LAMPIRAN
ORGANISME
PENGGANGGU TANAMAN KACANG KEDELAI DAN KACANG KEDELAI
4.2 Pembahasan
4.2.1
Keadaan umum tanaman dan lingkungan
Selama pengamatan berlangsung
terlihat pertumbuhan tanaman mempunyai vigor yang baik. Namun selama pengamatan
berlangsung terlihat beberapa tanaman terserang hama pada minggu ke- 2yang
menyebabkan beberapa tanaman bagian daunnya dimakan dan ada pula yang menggerek
batang. Serangan hama ini umumnya pada saat praktikum disebabkan oleh belalang.
Namun kami bersyukur tidak ada tanaman yang sampai mati. Agar tidak mengganggu
jumlah data dan variabel yang diamati, bagian tanaman yang terserang hama dalam
laporan ini kami masukkan setiap terjadi pertambahan variabel pertumbuhan tanpa
mengurangi jumlah tanaman yang terserang hama. Maksudnya setiap bagian tanaman
yang terserang hama tetap dihitung untuk minggu selanjutnya.
4.2.2 Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan, dalam arti terbatas,
menunjuk pada perambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan
bertambahnya protoplasma, yang mencerminkan pertambahan protoplasma.
Perkembangan, diartikan pada diferensiasi, suatu perubahan dalam tingkat lebih
tinggi yang menyangkut spesialisasi dan organisasi secara anatomi dan
fisiologi. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat
kering yang tidak dapat balik (Harjadi, 1988).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
hasil pratikum dapat disimpulkan :
‘
DAFTAR PUSTAKA
S, H. Soeprapto.1993. Bertanam
Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
E. Holiston, dan L. Makmur. 1990. Flavonoid dan Phyto Medica.Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Kegunaan dan Prospek. Phyto Medica. 1(2).
120-127.
Beck, B. 1964. The Oestrogenic
Isoflavones of Subterranean
Clover. Aust. J.
Agric. Res. 15
(2). 223-30.
Bate-smith, E.C. 1967. Comparative Biochemistry of Flavonoid-III.
Phytochemistry. Pergamon Press Ltd.
London. 6.1407-1413.
Braden, A.W.H. et. al. 1967. The
Oestrogenic Activity and Metabolism of
Certain
in Sheep.
Aust. 1. Agric. Res. 18.335-248.
Gilderslleve, R.R. 1991. Detection
of Isoflavones in Seedling
Subterranean
Clover.
Crop Science. U ni v. of California. 31 (4).
Harborne, J.B.
1967. comparative Biochemistry of The Flavonoids. Academic
Prees. London.
Lampiran
ORGANISME
PENGGANGGU TANAMAN KACANG KEDELAI DAN KACANG HIJAU
Tanaman
yang terserang hama pemakan daun ulat
pemakan daun
Ulat
penggulung daun kepik
hijau
Kepik Ulat penggorok polong