OKULASI
1.
Pengertian
Dalam pelaksanaan program peremajaan ataupun
penanaman areal baru dianjurkan menggunakan bibit okulasi. Bibit okulasi ini
merupakan satu-satunya cara pengembangbiakan tanaman secara vegetatif pada
tanaman karet.
Okulasi merupakan penempelan mata tunas dari
tanaman batang atas ke tanaman batang bawah yang keduanya bersifat unggul.
Dengan cara ini akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman
dalam waktu yang relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam. Tujuan
utama membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi.
Menurut
sejarahnya, pertama kali okulasi berhasil dibuat di perkebunan Pasir Waringin
pada tahun 1913. Di tempat ini terdapat pohon hasil okulasi tertua yang di
tanam tahun 1916. Pohon-pohon yang di tanam itu hingga kini masih tetap disadap
dan berproduksi normal dengan keadaan pemulihan kulit yang normal pula.
2.
Istilah
Dalam Okulasi
Untuk
membicarakan okulasi sebenarnya harus diketahui beberapa istilah yang perlu di
perhatikan agar okulasi berhasil dengan baik.
a.
Batang
Bawah
Okulasi
adalah cara menghidupkan salah satu bagian dari pohon induknya, yaitu mata
tunas. Mata tunas yang sudah di pisahkan dari induknya tidak akan dapat hidup
tanpa alat atau bahan yang menghidupkannya. Alat atau bahan penghidup mata
tunas ini disebut batang bawah. Batang bawah harus merupakan induk yang di
peroleh dari pembiakan generatif yang masih muda. Biji yang digunakan hendaknya
berupa biji karet yang minimal salah satu induknya diketahui. Biji sapuan atau
biji Illegition tidak baik dijadikan batang bawah. Biji yang baik
diambil dari kabun induk khusus maupun dari areal produktif biasa yang
menghasilkan biji. Klon-klon yang dianjurkan sebagai batang bawah adalah klon
GT 1, LCB 1320, dan AVROS 2037. Tanaman untuk batang bawah ditanam 1-1,5 tahun
sebelum diokulasi. Untuk diokulasi garis tengah tanaman batang bawah harus
sudah mencapai 2,5 cm.
b.
Batang
Atas
Berbeda
dengan batang bawah yang harus dari biji, batang atas dapat diambil dari
tanaman yang berasal dari biji, okulasi, atau lainnya yang sudah tua. Tanaman
batang atas harus diketahui asalnya untuk mempermudahkan menentukan hasil akhir
okulasi. Dari batang atas inilah akan dihasilkan sadapan yang baik.
Klon-klon anjuran sebagai batang atas untuk perkebunan rakyat hanya ada
beberapa saja yang masih dibedakan penanamannya. Hal ini disebabkan karena klon
anjuran untuk karet rakyat harus memenuhi persyaratan yang lebih berat dari pada klon untuk perkebunan besar.
c.
Kayu Okulasi
Kayu
okulasi adalah tunas muda dari pohon induk yang memiliki mata tunas untuk
dijadikan bahan okulasi. Kayu okulasi dapat diambil dari pohon induk yang asli
atau ditanam khusus untuk kayu okulasi. Kayu okulasi sebenarnya bisa juga
disebut batang atas. Pengambilan kayu okulasi secara langsung dari pohon induk
dilakukan dengan cara memotong sebagian besar atau seluruh ranting yang sebesar
pergelangan tangan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama akan tumbuh tunas-tunas
baru. Tunas yang berumur 1-2 tahun atau kulitnya sudah menggabus sudah bisa
digunakan sebagai kayu okulasi. Kayu okulasi yang diperoleh dengan cara ini
disebut kayu okulasi dahan.
d.
Kebun Entres
Untuk mengadakan pemuliaan klon
tanaman karet, setiap kebun harus memiliki kebun entres sendiri. Bahan klon
dapat dapat diambil dari kebun seinduk dengan klon terpilih atau dari balai
penelitian.
Areal kebun entres harus memenuhi
syarat, yaitu tanahnya subur, rata atau sedikit miring (5⁰), dekat sumber air,
bebas dari cendawan akar, dan dibuat khusus untuk kebun entres. Untuk
menghasilkan kayu okulasi cokelat jarak
tanam entresnya 100x100 cm setiap bedengan terdiri dari lima baris dan tiap
baris terdiri dari 20 batang. Diantara bedengan dibuatkan jalan selebar 150 cm
termasuk parit.
Satu tanaman berumur satu tanaman
akan menghasilkan 1 entres cokelat dengan 20 mata tunas terpakai. Untuk tanaman
yang sudah dua kali dipotong sebanyak 6-8 taruk hijau. Maka masing-masing taruk
akan menghasilkan 3-4 mata tunas atau sekitar 20 mata tunas terpakai. Okulasi
yang bisa diperoleh rata-rata 80%.
e.
Mata Tunas
Mata tunas terdapat pada kulit
pohon. Semakin muda bagian pohon, semakin tampak mata tunasnya. Ada tiga jenis
mata tunas yang tampak pada tanaman karet, yaitu mata daun, mata sisik, dan
mata bunga. Mata daun dan mata sisik dapat dipakai untuk okulasi, sedangkan
mata bunga tidak bisa digunakan. Hal ini disebabkan karena mata daun dan mata
sisik bisa menghasilkan cabang baru yang akhirnya akan digunakan sebagai kayu
okulasi, sedangkan mata bunga hanya akan menghasilkan bunga dan akhirnya gugur
setelah beberapa waktu. Tanda dari mata daun dan mata sisik adalah letak
matanya jauh dari bekas kaki daun yang telah gugur. Untuk mata bunga ditandai
dengan letaknya yang berdekatan dengan bekas kaki daun dan banyak terdapat
didahan. Kayu okulasi yang baik biasanya terdapat 20-25 mata tunas setiap
meternya.
f.
Perisai dan Jiwa
Perisai adalah bagian kayu okulasi yang diiris dan akan ditempelkan
pada batang bawah. Pada perisai ini terdapat mata tunas sehingga perisai
terdiri dari mata tunas bersama sedikit kulit. Sedangkan jiwa merupakan
sebuah bintil yang terdapat disebelah dalam kulit dan merupakan inti dari mata
tunas. Jika jiwa ini rusak atau terkena kotoran maka okulasi tidak akan
berhasil.
3.
Bahan
dan Alat
Bahan pada pembuatan bibit okulasi
tanaman karet yang dimaksud disini adalah klon-klon yang dianjurkan untuk
batang atas maupun batang bawah. Batang atas dan batang bawah merupakan bahan terpenting untuk
disiapkan. Sedangkan mata tunas, kayu okulasi, jendela, dan jiwa diperoleh dari
batang atas dan batang bawah.
Alat-alat yang dibutuhkan adalah
gergaji entres, pisau okulasi yang tajam, batu, asah, pita plastik atau tali rafia,
dengan ukuran lebar 2-3 cm dan tebal sekitar 0,04 mm, gedebok/pelepah pisang
atau ember berisi air untuk menyimpan kayu entres agar tidak layu, lilin cair,
kuas sabut kelapa, parafin, serta kain lap basah untuk membersihkan batang
bawah ataupun mengisap lateks bekas irisan.
4.
Waktu Mengokulasi
Okulasi sebaiknya dilakukan pada
pagi hari antara pukul 07.00-10.30 pada saat musim hujan tetapi tidak lebat.
Apabila okulasi dilakukan pada waktu hujan lebat atau musim kemarau, tanaman
karet tersebut tidak akan tumbuh.
5.
Teknik Okulasi
Teknik mengokulasi tanaman karet ada dua macam, yaitu okulasi cokelat dan okulasi hijau. Kedua
teknik ini harus benar-benar mengikuti persyaratan langkah kerja agar dapat
diperoleh bibit tanaman yang baik.
Teknik okulasi cokelat dan okulasi hijau cara membuatnya sama. Dari
kedua cara ini yang berbeda hanyalah bakal batang bawahnya saja. Batang bawah
untuk teknik okulasi cokelat
berumur 9-18 bulan di pembibitan atau berdiameter lebih dari 1,5 cm dan
berwarna cokelat. Sedangkan batang bawah untuk teknik okulasi hijau berumur 5-8 bulan atau berdiameter 1-1,5 cm dan
berwarna hijau.
Batang atas
pada teknik okulasi cokelat
berasal dari tanaman kebun entres yang berwarna hijau kecokelatan sampai
cokelat, berbatang lurus dan bermata tunas dalam keadaan tidur. Pada okulasi
hijau, kayu entres yang digunakan telah berumur 1-3 bulan setelah pemangkas.
Batangnya berwarna hijau atau telah membentuk 1-2 payung daun, payung
teratasnya berwarna hijau dampai hijau tua.
Pemotongan
tangkai duan bagian bawah entres biasanya dilakukan 10 hari sebelum okulasi dan
dimaksudkan agar tangkai daun gugur sehingga diperoleh mata tunas yang lebih
banyak. pemotongan ini dipakai untuk teknik okulasi cokelat dan hijau.
a.
Membuat okulasi cokelat
Pembuatan okulasi dengan teknik okulasi cokelat dan hijau memiliki
syarat yang harus dipenuhi agar diperoleh bibit okulasi yang baik. Syarat
tersebut sebagai berikut:
1.
Kedua lapisan kambium yang halus pada batang bawah dan
perisai harus menempel dan jangan sampai terganggu. Lapisan-lapisan itu tidak
boleh diraba dengan jari, tidak boleh kotor atau terkena keringat, tidak boleh
terkena sinar matahari terik.
2.
Jangan membuat okulasi diluar waktu yang sudah
ditentukan, untuk mnghindari sinar matahari.
3.
Tidak mengokulasi pada batang bawah yang basah.
4.
Alat, bahan, dan pekerja harus dalam keadaan bersih
dan steril.
5.
Perlu ketelitian dalam pembuatan okulasi.
Setelah semua hal yang disyaratkan
terpenuhi, maka pekerjaan mengokulasi dapat segera dilakukan. Cara kerjanya sebagai
berikut:
a.
Buatlah terlebih dahulu jendela okulasi pada batang
bawah. Batang bawah ini harus bersih dari tanah atau kotoran yang menempel.
Jendela okulasi dibuat 7-10 cm dari
tanah dengan lebar sepertiga lingkaran batang dan panjangnya sekitar 5 cm. arah
pengirisan dari bawah keatas dan ujung pisau harus menyentuh kayunya. Bagian
atas dari jendela diiris miring sedangkan bagian bawah tidak.
b.
Irislah setiap kali 10-15 batang dan biarkan hingga
getahnya kering sehingga kulitnya mudah dikupas. Disaat mengupas, pisau dan
jari jangan sampai menyentuh getah.
c.
Sambil menunggu getahnya kering, irislah mata tunas
beserta perisainya dari kayu entres. Pada pengirisan ini harus disertakan
sedikit lapisan kayu yang menutup jiwa. Jiwa atau bakal tunas
jangan sampai rusak. Pengirisan ini harus lebih kecil dari ukuran jendela okulasi
untuk semua sisi.
d.
Perisai dipegang tepinya dan bagian dalamnya jangan
sampai teraba oleh jari. Bila perisai harus diletakkan di tanah, letak
punggungnya dibawah dan bagian dalamnya diatas. Bersihkan tepi perisai yang
tajam hingga diperoleh ukuran yang sama dengan jendela okulasi. Potonglah sisi
bawah perisai tegak lurus dibagian yang tidak pernah tersentuh oleh jari.
e.
Setelah itu, keluarkan lapisan kayu pada perisai
dengan cara jari tangan menahan bagian punggungnya dan pisau menahan bagian
dalamnya. Hati-hati jangan sampai kulitnya dibengkokkan. Periksa keberadaan
bakal tunas bagian dalamnya yang tampak seperti bintil. Jika sudah tidak ada,
maka perisai itu tidak bisa digunakan.
f.
Setelah diperiksa, potonglah bagian atas perisai
dengan kemiringan yang sama dengan kemiringan bagian atas jendela. Bagian yang
dipotong adalah bagian yang sudah terkena pisau saat melepaskannya dari kayu.
g.
Kemudian, jendela yang telah dikeringkan, dikupas
dengan hati-hati dengan bantuan ujung pisau. Ujung pisau mengupas kulit dari
bagian ujung jendela hingga seluruh kulit pada jendela terkupas. Kulit kambium
pada lapisan luar bisa dipegang, sedangkan kambium yang ada pada batang bawah
jangan sampai tersentuh.
h.
Setelah siap, perisai ditempelkan ke jendela okulasi.
Setelah saling menempel perisai jangan sampai bergeser karena akan merusak
lapisan kambium pada jendela okulasi dan bakal tunas akan lepas. Jika letaknya
terbalik, maka tunas yang terbentuk akan tumbuh ke bawah kemudian membengkok
keatas.
i.
Setelah ditempelkan, bibir jendela okulasi ditutupkan
tepat dipunggung perisai dan dibalut dengan tali rafia.
j.
Setelah okulasi berumur 14 hari, balutan bisa dilepas
dengan menggunakan pisau tajam. Kemudian okulasi diperiksa dengan cara perisai
ditoreh halus. Bila torehannya berwarna hijau berarti okulasi itu jadi.
Sedangkan bila berwarna cokelat berarti mati.
b.
Membuat okulasi hijau
Okulasi hijau berguna untuk menyiapkan bibit secara cepat. Kebun entres
disiapkan dengan cara memangkas atau memotong kayu entresya diatas mata tunas
dengan ketinggian sekitar 90 cm. potongan ini dilakukan pada kayu entresnya
yang berumur setahun atau lebih. Tunas-tunas yang berumur 1-3 bulan setelah
pemangkasan dapat digunakan sebagai entres.
Entres okulasi hijau tidak dapat disimpan lama sehingga pengokulasian
harus segera dilakukan. Selain itu, juga tidak bisa dikirm ketempat lain yang
membutuhkan waktu lama.
Pada prinsipnya teknik okulasi hijau tidak berbeda dengan teknik okulasi
cokelat. Namun, masih ada perbedaan yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1.
Bila okulasi dilakukan dikantong plastik maka
pemotongan dilakukan sekitar 7 hari setelah balutan dibuka. Sedangkan jika
pemotongan tidak bergantung pada pembukaan balutan melainkan harus 7-10 hari
sebelum dipindahkan ke kantong plastik.
2.
Bibit okulasi hijau tidak boleh ditanam dalam bentuk
bibit stum mata tidur.
Ada keuntungan dan kerugian dari
teknik okulasi hijau. Keuntungannya adalah:
a.
Pelaksanaan lebih awal
b.
Masa hidup dipembibitan pendek sehingga penyediaan
bahan tanaman lebih cepat.
c.
Perakarannya tidak terganggu pada saat bibit
dipindahkan kelapangan.
d.
Masa matang sadap sekitar 6 bulan
Adapun kerugiannya adalah tidak dapat disimpan lama dan persentasenya
kematian bibit okulasi lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar