BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
“TANAMAN PADI ( ORYZA SATIVA) ”
Disusun Oleh
NAMA : PRASETYO SIAGIAN
NIM : D1A009112
AGROEKOTEKNOLOGI ( C/3 )
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dibuatnya Laporan ini sebagai
salah satu tugas mata kuliah budidaya tanaman pangan. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada staf dosen mata kuliah Budidaya Tanaman Pangan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membimbing baik pada saat kuliah
maupun pada saat praktikum serta memberikan kesempatan kepada penulis ntuk menyusun
Laporan ini, dan juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan
Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Laporan ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik agar
dapat lebih baik kedepannya.
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini untuk mempelajari cara budidaya yang baik,mengetahui
tentang padi dan melatih kami dalam bertani tanaman padi gogo.
LATAR BELAKANG
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban.
Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan
untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa
disebut sebagai padi liar.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua
serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber
karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Dengan
klasifikasi ilmiah :
Kerajaan : Plantae Divisi : Angiospermae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Oryza Spesies : O. sativa |
Gambar tanaman Padi
|
Ciri-ciri umum
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim: Graminae
atau Glumiflorae).Terna semusim, berakar serabut; batang sangat pendek,
struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling
menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna
hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang
pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga
disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah
tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya,
bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh
palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan
adalah endospermium yang dimakan orang.
SEJARAH TANAMAN PADI
Padi termasuk genus
Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan
daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut
Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza
sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza
stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat.
Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza
officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman
padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang
berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah
hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis
ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.
PENYEBARAN DAN ADAPTASI
Asal -usu padi budidaya diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai
Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse . Di Afrika, padi
Oryza glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika. Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan
tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara
cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga,
padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat
ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di
sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada
sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi
yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.
SYARAT TUMBUH
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata – rata 200 mm per bulan atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun
sekitar 1500 – 2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.
Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 – 1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
GENETIKA DAN PERBAIKAN VARIETAS
Satu set genom padi terdiri dari 12
kromosom. Karena padi adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12
pasang kromosom (kecuali sel seksual).
Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan karena dua
alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif
kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp) (Sumber: situs
Gramene.org). Sebagai tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga
genom manusia. Hasil sekuensing genom padi dapat dilihat di situs NCBI.
Pemuliaan padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari
hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal padi, seperti
rajalele dari Klaten atau cianjur pandanwangi dari Cianjur. Orang juga berhasil
mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan penggenangan
atau padi rawa, yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang
berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi (lihat bagian
Keanekaragaman padi).
Namun demikian,
pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di
Filipina. Sejak saat itu, berbagai macam tipe padi dengan kualitas berbeda-beda
berhasil dikembangkan secara terencana untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Pada tahun
1960-an pemuliaan padi diarahkan sepenuhnya pada peningkatan hasil. Hasilnya
adalah padi ‘IR5′ dan ‘IR8′ (di Indonesia diadaptasi menjadi ‘PB5′ dan ‘PB8′).
Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak
(pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an.
Puluhan ribu persilangan kemudian dilanjutkan untuk menghasilkan kultivar
dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi.
Pada tahun 1984 Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena
berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah
dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi
ini, sayangnya, tidak dapat dilanjutkan. Saat ini Indonesia kembali menjadi
pengimpor padi terbesar di dunia.
Hadirnya
bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an memungkinkan perbaikan
kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik
yang mampu memproduksi toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan
menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga
lain, merakit “padi emas” (golden rice) yang dapat menghasilkan pro-vitamin A
pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai
negara berkembang. Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang
menghasilkan toksin bagi bakteri kolera[1]. Diharapkan beras yang dihasilkan
padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara
berkembang.
Sejak penghujung
abad ke-20 dikembangkan padi hibrida, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi.
Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih
mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain.
Selain perbaikan
potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan
terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres)
abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang
diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan
perakitan kultivar mengandung karoten (provitamin A).
Dasar Teori
Produksi padi selalu diidentikkan dengan pengusahaan
di lahan sawah. Padahal padi dapat dibudidayakan di lahan lain, misalnya lahan
kering. Penanaman padi di lahan
kering sering dikenal sebagai padi gogo. Di lahan kering ini dapat menyumbang
produksi padi yang patut diperhitungkan.
Padi gogo
merupakan salah saturagam budidaya padi, yaitu penanaman padi di lahan kering.
Selain padi gogo, masih ada ragam budidaya padi yang lain, yaitu padi sawah,
padi rawa atau padi pasang surut dan padi tadah hujan. Komposisi masing-masing
ragam budidaya tersebut adalah padi sawah 63%, padi gogo 14%, padi rawa 3%, dan
padi tadah hujan 20%.
Padi gogo
umumnya ditanam sekali setahun pada awal musim hujan. Setelah penanaman padi
gogo biasanya terus dilanjutkan dengan palawija atau jenis kacang-kacangan.
Cukup
banyak varietas padi gogo yang telah dikenal petani. Dengan memahami
deskripsi berbagai varietas padi gogo akan memudahkan petani untuk memilih
varietas yang sesuai.
a.
mengenal varietas padi gogo
pada tahun
1961 dikenal varietas padi seratus malam yang berasal dari Lampung. Selanjutnya
pada tahun 1963 dilepas varietas padi gogo kartuna yang merupakan introduksi
dari negara tetangga, Filipina. Berdasarkan umurnya dikenal padi gogo berumur
genjah, sedang dan dalam. Padi gogo genjah merupakan jenis padi gogo yang
umurnya < 110 hari. Padi gogo umur sedang berusia antara 110-124 hari. Padi
gogo umur dalam memiliki usia > 125 hari. Varietas seratus malam termasuk
padi gogo umur sedang (120 hari) sedangkan varietas kartuna termasuk padi gogo
berumur genjah (105 hari). Selain itu, dikenal pula beberapa varietas padi gogo
yang sudah dilepas sejak tahun 1976, seperti varietas gata, gati, PB36,
tondano, sentani, singkarak,arias, ranau, maninjau, danau bawah, dodokan,
jangkok, danau atas, batur, poso, laut tawar, cenranae dan danau tempe.
Selanjutnya pada tahun 1994 telah dilepas pula 4 varietas padi gogo baru, yaitu
way rarem, gajah mungkur, klimutu, dan jati luhur. Ke empat varietas terakhir
ini memiliki keunggulan tersendiri. Varietas gajah mungkur dan klimutu
merupakan galur padi gogo introduksi dari Kenya, sehingga dikenal sebagai padi
gogo Kenya. Kemudian pada tahun 1996 dilepas varietas Cirata dan pada tahun
1999 juga telah dilepas dua varietas yaitu Towuti dan Limboto.
b. Pemilihan Varietas
Penggunaan
varietas padi gogo disarankan yang adaktif dengan lokasi setempat (spesifik
lokasi). Dengan demikian untuk tempat yang berbeda, varietas yang digunakan pun
berbeda.
c. Siklus Hidup Padi Gogo
Seperti
halnya tanaman pangan lain, padi gogo memiliki tahapan dalam pertumbuhannya.
Tahap-tahap pertumbuhan tersebut terdiri dari tahap vegetatif, reproduktif, dam
pematangan. Lama tahap vegetatif berbeda pada setiap varietas. Sementara tahap
reproduktif dan pematangan relatif konstan untuk kebanyakan varietas. Padi gogo
berumur 100 hari biasanya memiliki tahap vegetatif kira-kira 40 hari dan tahap
reproduktif serta pemasakan kurang lebih 60 hari. Padi gogo yang berumur 120
hari umumnya memiliki tahap vegetatif kira-kira 55 hari dan tahap reproduktif
serta pemasakan kira-kira 65 hari.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1. Kegiatan Praktikum
Tanggal 6 Maret 2007
- Alat dan Bahan
a. cangkul
b. garpu tanah
- Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan
secara intensif dengan menggunakan cangkul yang terdiri atas beberapa kali
pembajakan (yaitu membalik-balikan tanah dan membuang gulma yang tumbuh pada
lahan tersebut) dan mengaru (meratakan tanah). Dibuat petak yang teratur dan
dibatasi dengan parit yang lebarnya 25 cm dan dengan kedalaman 20 cm.
Tanggal 13 Maret 2007
- Alat dan Bahan
a. cangkul
b. garpu tanah
- Pengolahan Tanah
Pada praktikum ini masih
melakukan pengolahan tanah seperti praktikum sebelumnya.dan dengan metode yang
sama.
Tanggal 20 Maret 2007
- Alat dan Bahan
a. cangkul
b. tali rapia
c. kayu
untuk melubangi tanah (untuk membuat lubang tanam) dan untuk
melarik (untuk laan bayam)
d. benih padi gogo dan bayam
e. pupuk majemuk (N,P dan K)
f. Insektisida
- Ploting
Pengukuran petak yang
panjangnya 5 m dan dan lebarnya 4 m dengan
menggunakan tali plastik. Serta membuat/mengatur tata letak tanaman
tumpangsari padi gogo dan bayam (jarak tanamnya).
Tata letak tanaman seperti gambar berikut :
Jarak antar barisan padi gogo
: 100 cm
Jarak dalam barisan padi gogo
: 20 cm
Jarak antara padi gogo dan
bayam : 35 cm
Jarak bayam dengan bayam : 30
cm
Border/tanamn pinggir padi
gogo : ½ jarak tanam.
-
Menanam
dan Memupuk Padi Gogo
Pertama, membuat lubang
kira-kira sedalam 5 cm untuk menanam benih disampingnya dengan jarak kira-kira
10 cm membuat lubang lagi untuk meletakkan pupuk kedalamannya lebih dalam
daripada lubang benih kira-kira 10 cm. Pembuatan lubang ini dilakukan dengan
cara ditugal. Lubang-lubang tersebut dibuat sepanjang 3 baris pada petak.
Kedua, pada lubang tanam
masukkan insektsida seperlunya lalu tutup dengan tanah sedikit, masukkan benih
padi gogo sebanyak 5 biji setelah itu tutup kembali lubang tersebut dengan
tanah.
Ketiga, pada lubang
disampingnya masukkan pupuk majemuk seperlunya, tidak sedikit dan juga tidak
terlalu banyak, lalu tutu kembali lubang tersebut dengan tanah.
Seperti dideskripsika oleh
gambar berikut :
-
Menanam
dan Memupuk Bayam
Pertama, membuat dua larik
diantara tanaman padi gogo, jaraknya 35 cm dari lubang padi gogo dan antar
larik dengan jarak 30 cm.
Kedua, pada setiap lari
ditebarkan benih bayam, lalu tutupi benih ersebut dengan tanah.
Ketiga, membuat larik di
sebelah kiri larik untuk benih bayam tadi yaitu untuk meletakan pupuk majemuk,
pupuk ditebarkan lalu tutupi dengan tanah.
Tanggal 27 Maret 2007
-
Alat
dan Bahan
a. benih
b. garpu kecil
c. alat penyiram
-
Pemeliharaan
a. penyiangan gulma dan penggemburan tanah
penyiangan gulma dilakukan
tanpa menggunakan alat yaitu dengan tangan sedangkan penggembutan tanah
menggunakan garpu tanah yang ukurannya kecil.
Kegiatan penyiangan gulma
meliputi mencaut rumput dan tanaman pengganggu lainnya agar tidak menghambat
pertumbuhan tanaman padi gogo dan bayam.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila
benih tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan satu minggu dan dua minggu setelah tanam.
Pada praktikm kali ini,
tanaman padi gogo yang kami tanam ada yang tidak tumbuh yaitu sebanyak 4 lubang
tanam. Sehingga kami menanam beih kembali pada ke 4 lubang tersebut.
c. Penyiraman
Penyiraman dilakukan karena
kondisi tanah dalam keadaan kering atau tidak lembab. Karena kondisi lahan kami
tidak lembab maka kami melakukan penyiraman secara merata pada lahan kami.
d. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan untuk
menaikkan permukaa tanah pada batang tanaman, supaya tanaman tegak kokoh dan
akar tanaman tertutupi.
e. pengendalian hama dan penyakit
dilakukan apabila tingkat
serangan > 5 %, dilakukan penyemprotan dengan pestisida. Apabila < 5 %
tingkat serangannya, maka dilakukan pengendalian secara manual.
-
Pengamatan
Padi Gogo
Melihat dan menghitung
pertumbuhan padi gogo.
-
Pengamatan
Bayam
Melihat dan menghitung
pertumbuhan bayam.
3 April 2007
- Alat dan Bahan
a. garpu kecil
b. cangkul
c. alat penyiram
- Membersihkan Gulma
Tujuannya yaitu untuk menghilangkan gulma
yang berupa rumput-rumput liar yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Hal
ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penggemburan
Tanah
Hal ini dilakukan agar
infiltrasi, aerasi dalam tanah baik dan membalikkan tanah dari atas ke bawah
atau sebaliknya. Kegiatan ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penyulaman
Tanaman
Kegiatan ini dilakukan apabila
terdapat benih yang tidak tumbuh. Dengan mengganti benih yang lama dengan benih yang baru. Serta penambahan
pupuk dan insektisida.
-
Penyiraman
Dilakukan setiap kali
praktikum, hal ini dilakukan karena kondisi tanah yang kering. Penyiraman
dilakukan agar tanaman tidak mati.
-
Perkembangan
Tanaman (Penghitungan Jumlah tanaman, mengukur tinggi daun serta menghitung
jumlah daun).
10 April 2007
- Alat dan Bahan
a. garpu kecil
b. cangkul
c. alat penyiram
-
Membersihkan Gulma
Tujuannya yaitu untuk menghilangkan gulma
yang berupa rumput-rumput liar yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penggemburan
Tanah
Hal ini dilakukan agar
infiltrasi, aerasi dalam tanah baik dan membalikkan tanah dari atas ke bawah
atau sebaliknya. Kegiatan ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penyulaman
Tanaman
Kegiatan ini dilakukan apabila
terdapat benih yang tidak tumbuh. Dengan mengganti benih yang lama dengan benih yang baru. Serta penambahan
pupuk dan insektisida.
-
Penyiraman
Dilakukan setiap kali
praktikum, hal ini dilakukan karena kondisi tanah yang kering. Penyiraman
dilakukan agar tanaman tidak mati.
-
Perkembangan
Tanaman (Penghitungan Jumlah tanaman, mengukur tinggi daun serta menghitung
jumlah daun).
17 April 2007
- Alat dan Bahan
a. garpu kecil
b. cangkul
c. alat penyiram
d. pupuk Majemuk
e. alat tugal (kayu)
- Membersihkan Gulma
Tujuannya yaitu untuk menghilangkan gulma
yang berupa rumput-rumput liar yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penggemburan
Tanah
Hal ini dilakukan agar
infiltrasi, aerasi dalam tanah baik dan membalikkan tanah dari atas ke bawah
atau sebaliknya. Kegiatan ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penyiraman
Dilakukan setiap kali
praktikum, hal ini dilakukan karena kondisi tanah yang kering. Penyiraman
dilakukan agar tanaman tidak mati.
-
Perkembangan
Tanaman (Penghitungan Jumlah tanaman, mengukur tinggi daun serta menghitung
jumlah daun).
-
Pembumbunan
Tanah
Hal ini dilakukan untuk
membentuk gundukan-gundukan tanah disekitar tanaman, agar tanaman tegak kokoh,
akar tanaman tertutupi dan menaikkan permukaan tanah pada batang.
-
Pemupukan
Pemupukan kembali dilakukan,
karena tanaman sudah mengalami gejala kekurangan unsur-unsur N, P, K seperti
daun berubah warnanya menjadi kuning. Hal ini dilakukan pada jarak 10 cm dari tanaman (padi dan bayam). Pupuk
yang kami berikan yakni pupuk majemuk (N, P, K).
24 April 2007
- Alat dan Bahan
a. garpu kecil
b. cangkul
c. alat penyiram
- Membersihkan Gulma
Tujuannya yaitu untuk menghilangkan gulma yang berupa rumput-rumput liar
yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penggemburan
Tanah
Hal ini dilakukan agar
infiltrasi, aerasi dalam tanah baik dan membalikkan tanah dari atas ke bawah
atau sebaliknya. Kegiatan ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penyiraman
Dilakukan setiap kali
praktikum, hal ini dilakukan karena kondisi tanah yang kering. Penyiraman
dilakukan agar tanaman tidak mati.
-
Perkembangan
Tanaman (Penghitungan Jumlah tanaman, mengukur tinggi daun serta menghitung
jumlah daun).
-
Pembumbunan
Tanah
Hal ini dilakukan untuk
membentuk gundukan-gundukan tanah disekitar tanaman, agar tanaman tegak kokoh,
akar tanaman tertutupi dan menaikkan permukaan tanah pada batang.
-
Panen
Bayam
Setelah 12 minggu kami menanam
bayam.
1 Mei 2007
- Alat dan Bahan
a. garpu kecil
b. cangkul
c. alat penyiram
- Membersihkan Gulma
Tujuannya yaitu untuk menghilangkan gulma
yang berupa rumput-rumput liar yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penggemburan
Tanah
Hal ini dilakukan agar
infiltrasi, aerasi dalam tanah baik dan membalikkan tanah dari atas ke bawah
atau sebaliknya. Kegiatan ini dilakukan setiap kali praktikum.
-
Penyiraman
Dilakukan setiap kali
praktikum, hal ini dilakukan karena kondisi tanah yang kering. Penyiraman
dilakukan agar tanaman tidak mati.
-
Perkembangan
Tanaman (Penghitungan Jumlah tanaman, mengukur tinggi daun serta menghitung
jumlah daun).
-
Pembumbunan
Tanah
Hal ini dilakukan untuk
membentuk gundukan-gundukan tanah disekitar tanaman, agar tanaman tegak kokoh,
akar tanaman tertutupi dan menaikkan permukaan tanah pada batang.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1.
Padi Gogo
Hasil padi gogo yang tumbuh
selama 2 minggu yaitu 64 buah, padi gogo yang tidak tumbuh yaitu 1 buah.
Padi gogo yang tumbuh :
Larik 1 : 16 buah
Larik 2 : 16 buah
Larik 3 : 16 buah
Larik 4 : 17 buah
65 buah
Maka, diperoleh persentase
padi gogo yang tumbuh yaitu :
Jumlah padi gogo yang tumbuh X 100%
Jumlah lubang
= 64 X 100% = 98,46%
65
Hasil padi gogo yang tumbuh
selama 4 minggu yaitu 65 buah.
Padi gogo yang tumbuh :
Larik 1 : 16 buah
Larik 2 : 16 buah
Larik 3 : 16 buah
Larik 4 : 17 buah
65 buah
Maka, diperoleh persentase
padi gogo yang tumbuh yaitu :
Jumlah padi gogo yang tumbuh
X 100%
Jumlah lubang
= 65 X 100% = 100 %
65
Jadi banyaknya padi yang tumbuh yaitu : 100 % +
98,46 % = 99,23 %
2
Hasil padi gogo yang tumbuh
selama 5 minggu yaitu 65 buah.
Padi gogo yang tumbuh :
Larik 1 : 16 buah
Larik 2 : 16 buah
Larik 3 : 16 buah
Larik 4 : 17 buah
65 buah
Maka, diperoleh persentase
padi gogo yang tumbuh yaitu :
Jumlah padi gogo yang tumbuh
X 100%
Jumlah lubang
= 65 X 100% = 100 %
65
Pengamatan perkembangan tanaman
dilakukan setelah 4 minggu.
Tabel perkembangan tanaman :
Waktu
|
Urutan
Sampel
|
Jumlah
daun
|
Jumlah
Batang
|
Tinggi
Tanaman (cm)
|
Rata-rata
|
Minggu
Ke-5
|
Sampel 1
(baris ke 4)
|
11
|
4
|
16
|
2,75
|
Sampel 2
(baris ke 3)
|
13
|
5
|
15
|
2,6
|
|
Sampel 3
(baris ke 2)
|
14
|
5
|
16
|
2,8
|
|
Sampel 4
(baris ke 2)
|
17
|
5
|
14
|
3,4
|
|
Sampel 5
(baris ke 1)
|
12
|
5
|
15
|
2,4
|
|
Minggu
Ke-6
|
Sampel 1
(baris ke 4)
|
40
|
12
|
17
|
3,3
|
Sampel 2
(baris ke 3)
|
18
|
6
|
15,5
|
3
|
|
Sampel 3
|
22
|
8
|
16
|
2,75
|
|
(baris ke 2)
|
|||||
Sampel 4
(baris ke 2)
|
32
|
12
|
15
|
2,67
|
|
Sampel 5
(baris ke 1)
|
20
|
8
|
15
|
2,5
|
|
Minggu
Ke-7
|
Sampel 1
(baris ke 4)
|
55
|
16
|
19
|
3,43
|
Sampel 2
(baris ke 3)
|
22
|
7
|
16
|
3,14
|
|
Sampel 3
(baris ke 2)
|
31
|
9
|
20,4
|
3,44
|
|
Sampel 4
(baris ke 2)
|
39
|
15
|
16,5
|
2,6
|
|
Sampel 5
(baris ke 1)
|
34
|
9
|
17
|
3,78
|
|
Minggu
Ke-8
|
Sampel 1
(baris ke 4)
|
57
|
29
|
36
|
1,96
|
Sampel 2
(baris ke 3)
|
30
|
9
|
21
|
3,33
|
|
Sampel 3
(baris ke 2)
|
47
|
11
|
23
|
4,27
|
|
Sampel 4
(baris ke 2)
|
47
|
15
|
26
|
3,13
|
|
Sampel 5
(baris ke 1)
|
54
|
21
|
26
|
2,57
|
|
Minggu
Ke-9
|
Sampel 1
(baris ke 4)
|
120
|
47
|
37
|
2,5
|
Sampel 2
(baris ke 3)
|
34
|
11
|
29
|
3,0
|
|
Sampel 3
(baris ke 2)
|
30
|
9
|
26,7
|
3,3
|
|
Sampel 4
(baris ke 2)
|
32
|
10
|
26,5
|
3,2
|
|
Sampel 5
(baris ke 1)
|
90
|
10
|
31
|
9
|
|
Ket : rata-rata = jumlah daun
batang
B. Pembahasan
Bertanam padi di lahan kering
mempunyai banyak hambatan (masalah). Hal ini keterbatasan yang dimiliki lahan.
Lahan kering di Indonesia kebanyakan jenis tanah podsolik merah kuning
(ultisol) dengan kondisi yang bergelombang, mudah tererosi, miskin unsur hara,
tingkat keasaman tinggi, serta bahan organik yang ada mudah sekali turun
kadarnya jika lahan tersebut diusahakan. Akibatnya tingkat kesuburan lahan
cenderung terus turun dari waktu ke waktu.
Selain keterbatasan di atas,
padi gogo yang ditanam sering menunjukkan gejala keracunan besi (Fe) serta
Aluminium (Al). Keracunan besi bisa terjadi karena kondisi kombinasi pH rendah
dengan kadar Fe yang tinggi. Unsur Fe dan Al biasanya terdapat pada kedalaman
15-20 cm dari permukaan tanah. Dengan pengolahan tanah konvensional yang umum dilakukan seperti saat ini,
unsur-unsur tersebut menjadi muncul ke permukaan tanah. Jika ini terjadi maka
tanman padi dapat menampakkan gejala keracunan karena mengakumulasi unsur
tersebut dalam jumlah berlebihan.
Selama ini telah berkembang
semacam kepercayaan di kalangan pertanian bahwa penyiapan lahan dengan cara
mengolah secara intensif adalah cara yang terbaik dalam penyiapan lahan yang
mendukung tercapai hasil terbaik. Cara olah tanah intensif ini juga dikenal
dengan istilah olah tanah sempurna atau olah tanah secara konvensional. Pada
saat ini, lahan dipersiapkan dengan cara pencangkulan sampai dua kali, kemudian
dilanjutkan dengan proses penyisiran atau penghalusan. Dengan demikian praktis
semua bagian permukaan yanah untuk tempat tumbuh tanaman tak ada yang terlewat
dari sentuhan ”olahan” manusia. Namun, belakangan ini diketahui bahwa cara
penyiapan lahan secara konvensional seperti itu banyak terdapat kelemahan.
Kelemahan tersebut seperti di bawah ini :
1. Tanah yang diolah dapat menyebabkan
rusaknya lapisan top soil sehingga produktivitasnya cenderung menurun.
2. sering mengakibatkan tanah mudah sekali
tererosi.
3. banyak menyerap biaya yang sebenarnya bisa
dihemat.
4. membutuhkan waktu lama untuk pengolahan.
Tapi secara keseluruhan tanaman padi gogo yang
kami tanam tumbuh dengan baik.
Beberapa
kegiatan yang perlu dilakukan dalam bertanam padi gogo meliputi penyiapan
benih, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyulaman, penyiangan,
pengendalian hama dan penyakit, dan pasca panen.
1. Penyiapan Benih
Untuk lahan yang
kami tanami setiap lubang tanamannya berisi 5 benih dan dalam lahan tersebut
terdapat 65 lubang tanam. Benih yang dipilih memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
-
benih
benar-benar tua dan kering.
-
Butir
halus bernas (tidk kopong).
-
Murni,
tidak bercampur dengan jenis lain.
-
Benih
bebas dari hama dan penyakit.
Benih yang baik
memiliki banyak cadangan bahan makanan serta akan tumbuh lebih cepat dan
seragam. Untuk mengetahui daya tumbuh benih perlu dilakukan uji daya tumbuh.
2. Penyiapan Lahan
Pada penyiapan
tanah dengan sistem konvensional ini, kelompok kami melakukan pengolahan
terhadap tanah. Pengolahan dilakukan dengan mencangkul tanah tersebut agar
porositas dan aerasi tanah menjadi baik.
3. Penanaman
- cara tanam
Setelah diolah dan tanah bersih dari
gulma, selanjutnya dibuat lubang tanam. Untuk mengukur jarak tanam serta
meluruskan barisan dapat digunakan tali yang direntangkan. Jarak tanam padi
gogo antar barisnya 100 cm. Sedangkan jarak antar padi gogo dalam barisan 20
cm. Pada penanaman kali ini
padi gogo ditumpang sarikan dengan tanaman bayam.
Lubang tanam dibuat dengan cara
tugal yang alatnya dibuat dari batang tanaman yang ujung bawahnya diruncingkan.
Pembuatan lubang tanam disesuaikan dengan aturan yang diberikan. Kedalaman
lubang ini harus sesuai jika terlalu dalam maka akan mengakibatkan lambatnya
perkecambahan, seperti yang dialami kelompok kami dengan adanya 1 lubang yang
benihnya tidak berkecambah bahkan kegagalan pertumbuhan, sehingga kami hatus
melakukan penyulaman. Namun, jika terlalu dangkal maka benih mudah untuk muncul
kepermukaan hal ini dapat mengakibatkan benih dimakan oleh burung atau terbawa
aliran air (tererosi). Pada praktikum kami memasukkan 5 biji benih ke dalam
tiap lubang.
- Waktu Tanam
Penentuan waktu tanam yang tepat
untuk padi gogo merupakan masalah yang cukup sulit karena datangnya musim hujan
berbeda-beda untuk tiap daerah. Umumnya padi gogo ditanam pada awal musim
hujan. Pada praktikum ini kami menanam padi di musim penghujan tapi hujan yang
turun tidak beraturan sehingga setiap praktikum kami menyiram tanaman kami
secara manual karena lahan yang tidak luas.
4. Pemupukan
-
jenis
pupuk dan dosis
jenis pupuk yang
digunkan adalah pupuk majemuk dan pupuk daun.
-
Waktu
Penupukan
Pada awal penanaman, pupuk Majemuk
diberikan bersamaan dengan penanaman benih. Mekanismenya pertama memasukkan
pupuk majemuk ke dalam tiap lubang yang telah dibuat disamping lubang tanam
secukupnya lalu tutup dengan tanah lalu pada lubang tanam masukkan setelah itu
5 benih ke dalam lubang tadi lalu tutup lagi dengan tanah tambahkan insektisida
secukupnya lalu ditutup kembali dengan tanah.
Setelah satu bulan dilakukan pemupukan
kembali tetapi menggunakan pupuk Majemuk, sama seperti pemberian pupuk pertama
yang dosisnya diperkirakan secukupnya.
Lalu setelah
beberapa minggu dilakukan penyemprotan dengan menggunkan pupuk daun, setiap
rumpunnya disemprot 2 sampai 3 kali.
5. Penyulaman
Setelah kira-kira satu minggu benih
yang kami tanam berkecambah membentuk akar dan bagian atas tanaman (batang dan
daun). Perkecambahan ini dipengaruhi beberapa faktor seperti temperatur,
ketersediaan air dan udara. Tetapi ada satu lubang yang benihnya tidak
berkecambah. Oleh karena itu benih ini harus disulam. Penyulaman dilakukan
dengan cara menugal lubang tanam kembali dan mengisinya dengan benih baru.
Penyulaman harus dilakukan sesegera mungkin agar pertumbuhannya tidak terlalu
tertinggal dengan tanaman yang telah tumbuh. Jika terlambat, pertumbuhan
tanaman tidak akan seragam. Keadaan ini akan menyulitkan dalam pemeliharaan
serta mendorong berkembangnya hama atau penyakit.
6. Penyiangan
Walaupun pada awal penyiapan lahan,
gulma yang tumbuh telah dibersihkan, tetapi gulma masih dapat tumbuh. Hal ini
umumnya disebabkan karena mungkin kami pada saat mencangkulnya akar-akar gulma
masih tertinggal di lahan, sehingga gulma masih dapat tumbuh kembali. Pada saat
pengamatan masih terdapat gulma yang tumbuh sehingga perlu disiangi. Pada
praktikum kami gulma tumbuh lebih subur daripada tanaman sehingga setiap
minggunya kami harus membersihkan lahan dari gulma karena gulma dapat
menghambat pertumbuhan padi gogo. Untuk menanggulangi masalah ini kami
mengendalikan gulma dengan cara mekanis yaitu dengan mencabut, mengored dan
mencangkul. Kami agak mengalami kesulitan dalam mengendalikan gulma ini karena
jika kami mencangkul gulmanya maka dikhawatirkan akan mengganggu tanaman utama
sehingga kami melakukannya kurang efisien dan agak lama karena kami harus
sangat berhati-hati.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada praktikum kami, tanaman kami
tidak diserang haman dan penyakit sehingga kami tidak menggunakan obat pembasmi
ataupun obat untuk mengatasi penyakit.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar