PEMBUATAN MEDIA dan STERILISASI MEDIA
I.
PENDAHULUAN
Media kultur banyak sekali
jenisnya, antara lain woody plant medium (WPM) yang biasanya digunakan untuk
kultur tanaman kehutanan, Vaant and went (VW) untuk tanaman anggrek, white
biasanya digunakan untuk kultur akar, Seenck and Hildabrant (SH), dan Marashige
and Skoog (MS) yang akan digunakan pada kegiatan praktikum.Untuk membuat suatu
media diperlukan beberapa komponen umum, antara lain: hara makro, hara mikro,
asam amino dan N organik, gula, senyawa kompleks alami, vitamin, buffer, arang
aktif, ZPT, dan bahan pemadat. Untuk membuat media MS dapat dipergunakan
larutan stok yang telah dibuat dan dipersiapkan sebelumnya, penggunaan larutan
stok ini dapat mempermudah dan mempercepad dalam pembuatan media MS.
Selain
peralatan kultur jaringan, media merupakan salah satu faktor utama dalam
keberhasilan kultur. Media kultur jaringan tanaman harus berisi semua zat yang
diperlukan untuk menjamin pertumbuhan eksplan yang ditanam.Media kultur
jaringan memiliki karakteristik masing-masing. Artinya tidak semua media dapat
digunakan pada semua kultur tanaman. Karena beberapa media yang ada memiliki
perbedaan kandungan dan konsentrasi zat-zat yang diperlukan atau digunakan pada
kultur.Media tanam harus berisi semua zat yang diperlukan untuk menjamin
kebutuhan eksplan. Bahan-bahan yang diramu berisi campuran garam mineral sumber
unsur makro dan unsur mikro, gula, protein, vitamin, dan hormon tumbuhan.
Berhasilnya kultur jaringan banyak ditentukan selain kondisi aseptic juga oleh
media tanam. Campuran media yang satu, dapat cocok untuk jenis tanaman
tertentu, tetapi dapat kurang cocok untuk jenis tanaman yang lain.Dalam kultur
jaringan, unsur-unsur diberikan tidak dalam bentuk unsure murni, tetapi berupa
senyawa berbentuk garam. Sebelum dicampurkan kedalam media tumbuh, garam-garam
mineral itu haruslah lebih dahulu dilarutkan dalam konsentrasi tertentu,
sehingga dalam media tumbuh nantinya jumlah tiap gram benar sesuai dengan
ketentuan sebagai pelarut dipakai akuades.
Untuk memenuhi faktor
pertumbuhan tanaman, media kultur jaringan yang baik mengandung:
1. Hara anorganik. Ada 12 hara mineral yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan beberapa hara yang dilaporkan mempengaruhi pertumbuhan in vitro. Untuk pertumbuhan normal dalam kultur jaringan, unsur – unsur penting ini harus dimasukkan dalam media kultur.
2. Hara organik. Tanaman yang tumbuh dalam kondisi normal bersifat autotrof dan dapat mensintesa senyawa ini, diperkirakan mereka tidak menghasilkan vitamin dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat dan satu atau lebih vitamin mesti ditambahkan ke media. Thiamin merupakan vitamin yang penting.
1. Hara anorganik. Ada 12 hara mineral yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan beberapa hara yang dilaporkan mempengaruhi pertumbuhan in vitro. Untuk pertumbuhan normal dalam kultur jaringan, unsur – unsur penting ini harus dimasukkan dalam media kultur.
2. Hara organik. Tanaman yang tumbuh dalam kondisi normal bersifat autotrof dan dapat mensintesa senyawa ini, diperkirakan mereka tidak menghasilkan vitamin dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat dan satu atau lebih vitamin mesti ditambahkan ke media. Thiamin merupakan vitamin yang penting.
3. Sumber karbon. Tanaman
dalam kultur jaringan tumbuh secara heterotrof dan karena mereka tidak cukup
mensintesa kebutuhan karbonnya, maka sukrosa harus ditambahkan ke dalam media.
Sumber karbon ini menyediakan energy bagi pertumbuhan tanaman dan juga sebagai
bahan pembangun untuk memproduksi molekul yang lebih besar yang diperlukan
untuk tumbuh.
4. Agar. Umumnya jaringan
dikulturkan pada media padat yang dibuat seperti gel dengan menggunakan agar
atau pengganti agar sperti Gelrite atau Phytagel. Konsentrasi agar yang
digunakan berkisar antara 0.7 – 1.0%. Pada konsentrasi tinggi agar menjadi
sangat keras, sedikit sekali air yang tersedia, sehingga difusi hara ke tanaman
sangat buruk.
5. pH. media biasanya diatur pada kisaran 5.6 – 5.8 tapi tanaman yang berbeda mungkin memerlukan pH yang berbeda untuk pertumbuhan optimum. Jika pH lebih tinggi dari 6.0, media mungkin menjadi terlalu keras dan jika pH kurang dari 5.2, agar tidak dapat memadat.
6. Zat Pengatur Tumbuh. Pada media umumnya ditambahkan zat pengatur tumbuh.
5. pH. media biasanya diatur pada kisaran 5.6 – 5.8 tapi tanaman yang berbeda mungkin memerlukan pH yang berbeda untuk pertumbuhan optimum. Jika pH lebih tinggi dari 6.0, media mungkin menjadi terlalu keras dan jika pH kurang dari 5.2, agar tidak dapat memadat.
6. Zat Pengatur Tumbuh. Pada media umumnya ditambahkan zat pengatur tumbuh.
7. Air. menggunakan aquades
(air destilata ganda).
8. Pemilihan Media. mulai
dengan media MS (Murashige dan Skoog 1962). Media ini mengandung konsentrasi
garam dan nitrat yang lebih tinggi dibandingkan media lain, dan telah sukses
digunakan pada berbagai tanaman dikotil. Media kultur jaringan memiliki
karakteristik masing-masing. Artinya tidak semua media dapat digunakan pada
semua kultur tanaman. Karena beberapa media yang ada memiliki perbedaan kandungan
dan konsentrasi zat-zat yang diperlukan atau digunakan pada kultur.
1.1. Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa,
8 Oktober 2011 di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas
Jambi.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk Mengetahui dan mempraktikan cara membuat medium MS
(Murashige & Skoog) dengan baik dan benar serta untuk sterilisasi media.
II. METODE PELAKSANAAN
2.1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan
pada pemssbuatan media ini adalah batu stirel, timbangan analitik, tabung
Erlenmeyer, gelas ukur dan pipet tetes, pengaduk, hot Plat, pH meter, botol
kultur, autoklaf, Plastik bening tahan panas dan karet gelang.Sedangkan bahan
yang digunakan adalah stok (A,B,C,D,E,F), Agar-agar 3,5 gram, Gula 15 gram.
2.2. Prosedur Kerja
2.2.1. Pembuatan Media
kultur Marashige and Skoog (MS).
Gambar
1.1. Aquades Sebanyak 500 ml dipersiapkan didalam Gelas Piala masukkan batu
stirel dan larutan stok A, B, C, D, E, dan F dimasukkan kedalam Gelas Piala
sesuai dengan yang dibutuhkan.
Gambar
1.2. 15 gr sucrosa ditambahkan ke dalam gelas piala dan biarkan sampai homogen.
s
Gambar 1.3. Larutan media
dimasak dengan autoflate dan ditambahkan 3,5 gr agar-agar.
Gambar 1.4.
pH media diukur dengan pH meter yaitu dengan memasukkan sensor ke dalam larutan
media. Jika kurang dari 5,6-5,8 ditambahkan larutan NaOH dan jika lebih ditambahkan
larutan HCL.
Gambar 1.6.Media dimasukkan
ke dalam botol kultur Kira-kira tingginya 2-3 cm, kemudian botol kultur ditutup
dengan menggunakan palstik bening tahan panas.
2.2.2. Pembuatan Media woody plant medium (WPM)
1.
Timbang masing-masing stok
-
Stok A : 2,42 ml
-
Stok B : 25 ml
-
Stok C : 25 ml
-
Stok D : 25 ml
-
Stok E : 25 ml
-
Stok F : 5 ml
2.
Gula 15 gram dan Agar 3,5 gram.
3.
Letakkan gelas piala berisi spiral (pemutar) ke atas pemanas
(hotplate)
4.
Masukkan semua stok yang telah di timbang (A,B,C,D,E,F) ke dalam
gelas piala ditambah dengan aquades hinggal 500 ml.
5.
Panaskan semua larutan diatas hotplate dan spiral akan memutar
secara otomatis.
6.
pH media diukur dengan pH meter yaitu dengan memasukkan sensor ke
dalam larutan media. Jika kurang dari 5,6-5,8 ditambahkan larutan NaOH dan jika
lebih ditambahkan larutan HCL.
2.2.3.Pembuatan Media Vaant and went (VW)
1.
Timbang bahan
-
(NH4)2NO3 : 1 gram
-
KnO3 : 1 gram
-
KH2PO4 : 0,5 gram
-
MgSO4.7H2O : 0,5 gram
-
MnSO4.4H2O : 0,000014 kg
-
Agar : 14 gram
-
Gulaku : 40 gram
-
Stok F : 10 ml
-
Stok D : 10 ml
2.
Air kelapa muda 500 ml
-
Untuk 10% x 500 = 50 ml
-
Untuk 20% x 500 = 100 ml
-
Untuk 30% x 500 =150 ml
-
Untuk 40% x 500 = 200 ml
3.
Campurkan semua bahan yang telah di timbang di tambah aquades 2000
ml dan panaskan dengan hoplate.
2.2.4..Sterilisasi media
Botol yang sudah berisi
medium, dimasukan kedalam autoklaf untuk disterilisasi pada suhu 1210C dengan
tekanan 15-17,5 psi selama 20 menit.Setelah selesai sterilisasi, botol disimpan
diruangan yang sejuk.
botol-botol yang sudah diisi
media botol
di masukkan ke autoclave untuk di sterilisasi
Posisi
botol berada dalam autoclave kemudian autoclave di tutup rapat.
III. HASIL PENGAMATAN
DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Media kultur yang baik,
selain dapat menyediakan seluruh kebutuhan tanaman juga harus steril dari
kontaminasi.Media Murashige & Skoog, Media Vaant and went (VW), Media woody
plant medium (WPM) dalam praktikum ini semua media berhasil ditandai dengan
media yang padat yaitu tidak mengalami pengenceran.
3.2. Pembahasan
Pembuatan media harus
berdasarkan perhitungan konsentrasi yang tepat. Karena akan mempengaruhi
keberhasilan tumbuh eksplan. Media yang digunakan merupakan media Ms (Murashige
dan Skoog). Pada proses pembuatannya mencampurkan stok A,B,C,D,E,F. Ditambakan
pula sukrosa yang bertujuan untuk memberikan bahan baku metabolisme eksplan
karena eksplan belum mampu menghasilkan asimilat seperti tumbuhan pada umumnya.
Selanjutnya ditambahkan pemadat berupa agar “swallow” untuk memadatkan media.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pembuatan medium MS
dilakukan dengan mencampurkan stok yang telah dibuat. Untuk pembuatan 1L
medium, maka stok unsure makro diambil sebanyak 100 ml, stok unsure mikro
diambil 5 ml, stok Fe diambil 5 ml, stok vitamin diambil 50 ml, stok ZPT untuk
auksin dan sitokinin masing-masing 1 ml.
2. Sterilisasi medium
dilakukan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1210C pada tekanan 15-17,5 psi
selama 20 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar