BOTANI DAN
SYARAT-SYARAT TUMBUH TANAMAN KARET
1. Sistematika Tanaman
Karet
yang dalam bahasa latin disebut Hevea brasiliensis dan termasuk famili
Euphorbiaceae, merupakan tanaman yang penting dalam famili tersebut.
Euphorbiaceae mempunyai beberapa genus diantaranya Hevea. Genus Hevea terdiri
dari 20 spesies. Untuk membedakan species satu dengan lainnya sangat sukar.
Akhirnya setelah diadakan survey yang intensif dengan menggunakan bahan-bahan
dari lembah Amazon serta dikombinasikan dengan penelitian cytogenetic sampailah
pada suatu kesimpulan bahwa hanya ada sembilan species yang dapat dibedakan
dengan meyakinkan. Diantara sembilan species yang sangat penting ialah Hevea
brasiliensis, Hevea spruceana, Hevea benthamina, Hevea
pauciflora, Hevea regidifolia. Hanya Hevea brasiliensis yang
merupakan sumber lateks yang sangat penting, sedangkan lainnya juga mempunyai
nilai, karena tahan terhadap Dothidella, dan sebagai sumber batang bawah bagi Hevea
brasiliensis.
2. Botani
Tanaman karet merupakan
pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa
mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki
percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan
arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung
getah yang dikenal dengan nama lateks.
Daun karet terdiri dari
tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm.
Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar.
Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun
berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul. Daun
karet ini berwarna hijau dan menjadi kuning atau merah menjelang rontok.
Seperti kebanyakan tanaman tropis, daun-daun karet akan rontok pada puncak
musim kemarau untuk mengurangi penguapan tanaman.
Karet termasuk tanaman sempurna karena
memiliki bunga jantan dan betina dalam satu pohon, terdapat dalam malai payung
yang jarang. Pangkal tenda bunga berbentuk lonceng dan diujungnya terdapat lima
taju yang sempit. Bunga betina berambut vilt dengan ukuran sedikit lebih besar
dibandingkan dengan jantannya dan mengandung bakal buah yang beruang tiga.
Kepala putik yang merupakan organ kelamin betina dan posisi duduk berjumlah
tiga buah. Organ kelamin jantan berbentuk tiang yang merupakan gabungan dari
sepuluh benang sari. Kepala sari terbagi menjadi dua ruangan, yang satu
letaknya lebih tinggi dari pada yang lainnya.
.
Biji karet terdapat
dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai
dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat
kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat
dikotilnya. Sebagai tanaman berbiji belah.
Akar
pohon karet berupa akar tunggang yang mampu menopang batang tanaman yang tumbuh
tinggi ke atas. Dengan akar seperti itu pohon karet bisa berdiri kokoh,
meskipun tingginya bisa mencapai 25 meter.
Buah
karet dengan diameter 3 – 5 cm, terbentuk dari penyerbukan bunga karet dan
memiliki pembagian ruangan yang jelas, biasanya 3 – 6 ruang. Setiap ruangan
berbentuk setengah bola. Jika sudah tua, buah karet akan pecah dengan
sendirinya menurut ruang-ruangnya dan setiap pecahan akan tumbuh menjadi
individu baru jika jatuh ke tempat yang tepat.
Lebih lengkapnya,
struktur botani tanaman karet ialah tersusun sebagai berikut :
§ Divisi : Spermatophyta
§ Subdivisi : Angiospermae
§ Kelas : Dicotyledonae
§ Ordo : Euphorbiales
§ Famili : Euphorbiaceae
§ Genus : Hevea
§ Spesies : Hevea braziliensis
3. Sifat Tanah yang Baik untuk Tanaman
Karet
Karet mempunyai sifat
menyesuaikan diri yang sangat besar dan dapat tumbuh baik dalam berbagai
kondisi tanah yang sering bagi tanaman lain kurang cocok. Dapatlah di pahami
bahwa tanah-tanah subur dicadangkan untuk kopi, tebu, dan sebagainya. Ini bukan
berarti bahwa karet tidak membutuhkan tanah subur untuk pertumbuhannya.
Tanaman
karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, baik pada tanah-tanah vulkanis
muda ataupun vulkanis tua, alluvial dan bahkan tanah gambut. Tanah-tanah
vulkanis umumnya memilki sifat-sifat fisika yang cukup baik, terutama dari segi
struktur, tekstur, solum, kedalamman air tanah, aerasi, dan drainasenya. Akan
tetapi sifat-sifat kimianya umumnya sudah kurang baik, karena kandungan haranya
relative rendah. Tanah-tanah alluvial umumnya cukup subur, tetapi sifat
fisisnya terutama drainase dan aerasinya kurang baik. Pembuatan saluran-saluran
drainase akan menolong memperbaiki keadaan tanah ini.
Tanah yang kurang unsur
haranya dapat diatasi dengan pemupukan. Yang penting bagi karet ialah tanah
yang gembur dan cukup kedalamnya. Pada tanah dengan kedalaman dan kegemburannya
baik, akar tanaman dapat berkembang dengan baik, dan pohon tumbuh dengan
suburnya, serta produksi dapat diharapkan akan tinggi. Tanah subur, tetapi
lapisan ini sangat dangkal sehingga akar kurang dapat berkembang, maka
hasilnyapun jauh dari harapan. Kedalaman tanah ini paling sedikit 1-2 meter.
Dalam lapisan setebal itu tidak boleh ada lapisan cadas. Cadas dapat menghambat
akar berkembang. Disamping struktur tanah, kandungan air atau air yang tersedia
bagi tanaman dalam tanah harus cukup. Terhadap air karet mempunyai cukup daya
tahan. Karet dapat tumbuh di daerah kering dan tempat-tempat yang dalam periode
tertentu sering ditimpa banjir.
Karet sangat toleran
terhadap kemasaman tanah. Tanpa memandang jenis-jenis tanah, dapat tumbuh
antara 3,5-7,0. Untuk menentukan pH optimum harus disesuaikan dengan jenis
tanah, misalnya pada red basaltic soil pH 4-6 sangat baik bagi pertumbuhan
karet. Selain jenis tanah, klonpun turut memegang peranan penting dalam
menentukan pH optimum. Sebagai contoh pada red basaltic soil PR 107 dan GT 1
tumbuh baik pada pH 4,5 dan 5,5. pH yang terlalu tinggi akan menyulitkan
tanaman menyerap hara, hingga tanaman tumbuh merana. Pada pH terlalu rendah pengambilan
kalium akan terhalang. Oleh karena itu alangkah baiknya kalau sebelum ditanami
pH tanah diperiksa dahulu.
Reaksi
tanah yang umumnya ditanami karet mempunyai pH antara 3,5 – 7,0 pH tanah
dibawah 3,5 atau di atas 7,5 menyebabkan pertumbuhan tanaman yang terhambat.
Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet adalah sebagai berikut :
·
Solum cukup dalam, sampai 100 cm atau
lebih tidak terdapat batu-batuan
·
Aerasi dan drainase baik
·
Remah, porus dan dapat menahan air
·
Tekstur terdiri atas 35% liat dan 30%
pasir
·
Tidak bergambut, dan jika ada tidak
lebih tebal dari 20 cm
·
Kandungan unsure hara N, P, dan K cukup
dan tidak kekurangan unsure mikro
·
kemiringan tidak lebih dari 16%
·
permukaan air tanah tidak kurang dari
100 cm
4. Iklim yang Cocok untuk Tanaman Karet
Seperti
halnya dengan tanaman lain, karet membutuhkan persediaan air yang cukup bagi
pertumbuhannya. Air diperoleh dari tanah berasal dari hujan. Air hujan sebagian
akan diserap oleh tanah, sebagian diuapkan dan sisanya mengalir di atas
permukaan tanah. Jumlah air dalam tanah yang tersedia bagi tanaman selain
ditentukan oleh jenis tanah juga oleh curah hujan.
Karet
membutuhkan curah hujan minimum 1500 mm per tahun dengan jumlah hari hujan
100-150 hari. Curah hujan optimum bagi karet 2500-4000 mm. Di beberapa tempat
karet masih dapat hidup dengan baik pada curah hujan 5000-6000 mm. Hujan selain
bermanfaat bagi pertumbuhan karet ada hubungannya dengan pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan sering turun pada
pagi hari. Daerah dengan jumlah hari hujan yang terlalu
banyak akan mengganggu dalam penyadapan, apalagi bila hujan sering turun pada
pagi hari. Oleh karena itu jumlah hari hujan dan waktu hujan turun, sangat
penting untuk diketahui. Khusus mengenai waktu hujan turun ada suatu pengalaman
yang cukup berharga. Bila setelah beberapa hari panas terik, kemudian turun
hujan lebat pada sore hari selama dua sampai tiga jam, keesokan harinya dapat
diharapkan produksi akan tinggi.
Unsur
iklim lainnya yang perlu diperhatikan ialah angin. Angin kencang dapat
mematahkan tajuk karet. Di daerah berangin kencang dianjurkan untuk ditanami
penahan angin disekeliling kebun. Angin berpengaruh pula terhadap kelembaban
sekitar tanaman. Angin bertiup akan membawa uap air, menyebabkan uap air
sekitar tanaman menipis. Keadaan demikian mempercepat penguapan dari tanaman.
Penguapan ini akan memperlemah turgor dalam tanaman. Tekanan turgor yang lemah
berpengaruh terhadap keluarnya lateks pada waktu disadap. Walaupun mungkin
tidak berpengaruh nyata, tetapi angin akan berpengaruh terhadap jumlah produksi
yang diperoleh.
Erat
hubungannya dengan kedua unsur iklim tersebut ialah tinggi tempat. Karet tumbuh
baik antara 0-600 meter. Di atas permukaan laut lebih dari 600 meter tidak
dianjurkan, paling baik antara 0-200 meter. Diatas 200 meter, setiap naik 100
meter matang sadap akan terlambat enam bulan. Tinggi tempat berhubungan erat
dengan suhu. Di daratan rendah ( 0-200 meter ), suhu rata-rata 280C,
setiap naik 100 meter temperature akan turun 0,50C. Kecepatan angin
maksimum kurang atau sama dengan 30km/jam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar