LAPORAN BUDIDAYA HORTIKULTURA
“ KANGKUNG ”
DISUSUN OLEH :
NAMA : PRASETYO SIAGIAN
NIM :D1A009112
AGROEKOTEKNOLOGI
(3/C)
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dibuatnya Laporan ini sebagai salah satu tugas mata
kuliah Budidaya Tanaman Hortikultura. Tidak lupa pula penulis mengucapkan
terima kasih kepada staf dosen mata kuliah Budidaya Tanaman Hortikultura yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan membimbing baik pada saat kuliah maupun
pada saat praktikum serta memberikan kesempatan kepada penulis ntuk menyusun
Laporan ini, dan juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan
Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Laporan ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik agar
dapat lebih baik kedepannya.
Jambi,
14 juni 2011
Penulis.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kedudukan tanaman kangkung dalam
tatanama (sistematika) tumbuh-tumbuhan diklarifikasikan ke dalam :
Diviso :
Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Family :
Convolvulaceae
Genus :Ipomeae
Spesies :
Ipomeae aquatic Forsk (kangkung air), I. reptans Poir (kangkung
darat).
Sumber daya dan ekosistem diwilayah
Indonesia sangat bervariasi, terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur
udara. Jumlah curah hujan berkisar antara 500-5.000 mm per tahun, sedangkan
temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter
tinggi tempat, maka temperature udara turun 1oc. di permukaan laut
temperatur rata-rata sekitar 28oc, dan didataran tinggi (pegunungan)
+2000 meter dari permukaan laut (dpl) sekitar 18oc,
Persyaratan tanah yang paling ideal untuk tanaman kangkung sangat tergantung pada jenis atau varietasnya, yakni kangkung
darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic,
dan tidak mudah menggenang (becek). Pada tanah ang becek, akar-akar dan batang
tanaman kangkung darat akan mudah membusuk atau mati.
Tanaman kangkung yang biasanya jadi
salah satu resep masakan yang menggiurkan dengan masakan cah kangkung, tanaman
kangkung dan tumis kangkung, ternyata memiliki manfaat khasiat dan kandungan
yang baik bagi Kesehatan.
Daun dan akar tanaman yang biasa
ditemukan di rawa-rawa ini memiliki khasiat ampuh. Ia mampu mengurangi
menstruasi, sakit bisul dan wasir. Bahkan bisa juga untuk keramas!
Kangkung termasuk jenis sayur yang
sangat populer. Rasanya yang renyah membuat penikmat sayur ini sangat banyak.
Dari restoran China, restoran sari laut, hingga warung-warung masakan rumahan
sering kali tak pernah absen menyajikan tumis kangkung.
Kangkung (Ipomoea reptans) ini memiliki
segudang manfaat. Tak hanya enak dijadikan lauk, kandungan mineral, dan gizinya
cukup tinggi. Kangkung juga kaya serat, sehingga baik untuk mengatasi sembelit.
Sayuran memiliki manfaat yang efektif
pada tubuh apabila teknik pengolahannya tepat. Untuk kangkung, perlakuannya
khusus sebab ia mudah berubah warna dan vitaminnya mudah rusak ketika berada
terlalu lama di dalam air ujar Eny Sayuningsih SKM MKes, Kepala Poliklinik Gizi
RSU Haji Surabaya.Kangkung yang juga dikenal water convovulus atau water
spinach atau swamp-cabbage, punya khasiat sebagai obat penenang, pendarahan,
dan insomnia.
Ada dua varietas kangkung, yakni
kangkung darat (Ipomea reptans) yang sering disebut kangkung cina, dan kangkung
air (Ipomea aquatica) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Yang
lazim diolah dalam masakan umumnya kangkung darat karena citarasanya lebih
nikmat dan daunnya lebih lembut kata Eny.
Kangkung darat berbunga putih bersih
dengan batang putih kehijauan, sementara daun dan batangnya lebih kecil
dibandingkan kangkung air. Kangkung air berbunga putih kemerahan dengan batang
berwarna hijau.
Seorang pakar kesehatan dari Filipina,
Herminia de Guzman Ladion, memasukkan kangkung dalam kelompok ‘Tanaman
Penyembuh Ajaib’. Selain menyembuhkan penyakit seperti sembelit karena
kandungan seratnya yang tinggi terutama pada bagian batang, kangkung juga
bermanfaat mengatasi masalah seperti sulit tidur, mimisan, dan keracunan
makanan.
Hampir dapat dipastikan masarakat
Indonesia sudah mengenal sayuran
kangkung. Tanaman ini diduga berasal dari daerah tropis, terutama
dikawasan afrika dan asia. Daerah penyebaran tanaman kangkung pada mulanya
terpusat (terkonsentrasi) dibeberapa tempat atau Negara. Antara lain Malaysia,
dan sebagian kecil di Australia. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman ini
meluas cukup pesat didaerah asia tenggara.
Kapan tanaman kangkung masuk ke wilaah
nusantara Indonesia ? belum diketemukan perincian data atau informasi yang
pasti, namun penanamannya telah meluas diberbagai daerah diseluruh wilayah
nusantara. Pada tahun 1985 terdapat luas areal pertanaman kangkung nasional
41.953 hektar, namun tahun-tahun
berikutnya cenderung menurun, yaitu hanya 32.448 ha (1988), dan 20.578 ha
(1990). Hasil rata-rata kangkung nasional masih rendah, yaitu baru mencapai
2,389 ton/ha (1985), 4.616 ton/ha (1988), dan 7.660 ton/ha (1990)
Pada prinsipnya setiap orang boleh
mengonsumsi kangkung namun dalam porsi yang wajar. Untuk setiap kali makan
sekitar 100 gram katanya.Nilai nutrisi setiap 100 gram kangkung yang direbus
tanpa garam mengandung air 91,2 gr, energi 28 kkal, protein 1,9 gr, lemak 0,4
gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr. Kangkung juga kaya
vitamin A, B, C, mineral, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi.
Karena berbagai kandungan itu kangkung
memiliki sifat antiracun, peluruh, perdarahan, diuretik (pelancar kencing),
antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur). Sebab itu, tidak heran bila kita
mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu kangkung.
Sifat-sifatnya inilah yang membuat
kangkung memiliki khasiat antara lain mengurangi haid yang terlalu banyak,
mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing
sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), menghilangkan ketombe, dan wasir
berdarah.Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul,
kapalan, dan radang kulit bernanah.
1.2. Tujuan praktikum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk ZA( N )
terhadap hasil kangkung.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Sejarah Kangkung
Kangkung ( Ipomoea reptans )
tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut
juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang
kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan
bagian negara Afrika.
Sentra Penanaman
Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di
Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung
hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman
kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk
dijual ke pasar.
dijual ke pasar.
Jenis Tanaman
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga
kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika
tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
a) Divisio : Spermatophyta
a) Divisio : Spermatophyta
b) Sub-divisio : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Convolvulaceae
e) Genus : Ipomoea
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang
memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal
dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung
Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di
sawah, rawa atau parit-parit.
Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:
Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:
Warna bunga : Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan,
sedangkan kangkung darat bunga putih bersih.
Bentuk daun dan batang : Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.
Kebiasaan berbiji.
Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu
sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan
stek pucuk batang.
Manfaat Tanaman : Bagian tanaman kangkung yang paling penting
adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung
selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung
vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang
berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.Disamping itu hewan juga menyukai
kangkung bila dicampur dalam makanan ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.
Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang "diet". Selain itu, akar kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"
2.2. Botani
1.
Sistematika Tanaman Kangkung.
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), Kangkung
diklasifasikan sebagai berikut:
a) Divisio : Spermatophyta
b) Sub-divisio : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Convolvulaceae
e) Genus : Ipomoea
f) Species : Ipomoea reptans
b) Sub-divisio : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Convolvulaceae
e) Genus : Ipomoea
f) Species : Ipomoea reptans
2. Morfologi
Tanaman Kangkung.
Kangkung
merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman
kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar
kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan
melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis
kangkung air
Batang
kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious)
dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak
dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).
Kangkung
memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun
umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua,
dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung
darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota
bunga berwarna putih atau merah lembayung .
Buah kangkung
berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah
kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan
hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah
kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat.
Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada
jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman
secara generative.
2.3. Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman ini
dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada
daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
Suhu udara
dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka
temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang
terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak
disukai konsumen.
Media
Tanam
Kangkung
darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan
tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki
tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air
membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
Ketinggian
Tempat
Kangkung
dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran
tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air,
kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah
maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.
2.4. Pengaruh Nitrogen dan Zat Lainnya
Terhadap Tanaman Kangkung
1. Nitrogen
1. Unsur Hara (Makro)
: Nitrogen (N)
2. Nama pupuk
: Urea, ZA,
Amonium Sulfat
3. Fungsi Nitrogen
:
- Meningkatkan pertumbuhan tanaman
- Meningkatkan kadar protein dalam tanah
- Meningkatkan tanaman penghasil dedaunan seperti sayuran dan rerumputan ternak
- Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah
4. Sumber-sumber nitrogen
:
a. Nitrogen antara lain bersumber dari pupuk
buatan pabrik seperti urea, ZA, dan Amonium Sulfat.
b. Udara merupakan sumber nitrogen paling
besar yang dalam proses pemanfaatannya oleh tanaman melalui perubahan
terlebih dahulu, dalam bentuk amonia dan nitrat yang sampai ketanah melalui air
hujan, atau yang di ikat oleh bakteri pengikat nitrogen.
c. Sumber nitrogen lainnya adalah pupuk kandang dan
bahan2 organis lainnya.
5. Gejala kekurangan nitrogen :
Tanaman tumbuh kurus kerempeng, daun tua berwarna
hijau muda, lalu berubah menjadi kekuning-kuningan, jaringatanaman mengering
dan mati, buah kerdil, kecil dan cepat masak lalu rontok.
6. Kelebihan nitrogen berakibat
:
- Menghasilkan tunas muda yang lembek / lemah dan vegetatif
- Kurang menghasilkan biji dan biji-bijian
- Menperlambat pemasakan / penuaan buah dan biji-bijian
- Mengasamkan reaksi tanah, menurunkan PH tanah, dan merugikan tanaman, sebab akan mengikat unsur hara lain, sehingga akan sulit diserap tanaman.
- Pemupukan jadi kurang efektif dan tidak efisien.
2. Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO)
1.
Unsur hara makro : Kalsium (CaO) dan Magnesium
(MgO)
2. Nama pupuk
: Dolomit Super Prima (Pupuk DSP)
3. Fungsi Kalsium (CaO) &
Magnesium (MgO) :
- Mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan tanaman, kolam dan tambak
- Menetralisir kejenuhan zat - zat yang meracuni tanah, tanaman, kolam dan tambak bilamana zat tersebut berlebihan seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (Tembaga)
- Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan Kcl
- Menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Artinya dengan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikropun memadai
- Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak menghisap unsur hara dari tanah
- Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat
- Membantu translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman
- Unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna
- Kalsium dan magnesium yang diberikan pada tambak / kolam ikan adalah salah satu cara konvensional mempertinggi produktifitas kolam / tambak serta sebagai cara sanitasi untuk membersihkan kolam / tambak dari hama dan penyakit
4. Gejala kekurangan Kalsium
(CaO) dan Magnesium (MgO) :
- Pada tanaman penghasil biji-bijian akan menghasilkan biji lemah, keriput, dan kempes tidak berisi
- Kuncup bunga dan buah busuk dan akhirnya akan gugur
- Matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman
- Tepi daun muda mengalami klorosis lalu menjalar ketulang daun, kuncup tanaman atau tunas muda mati
- Pada daun tua tampak bercak coklat, lalu menguning, mengering lalu mati
5. Dampak dan kerugian
kekurangan Kalsium dan Magnesium :
- Kekurangan Kalsium dan Magnesium dalam tanah, menjadikan tanah bereaksi masam, mengakibatkan unsur hara lain seperti Phospor dan Kalium terikat sehingga tak terserap oleh tanaman dengan maksimal, pempukan yang diberikan kurang efektif dan tidak efisien. produktifitas tanaman menurun rendah dengan mutu hasil kurang baik. secara ekonomis merugikan karena pendapatan rendah.
- Kekurangan Kalsium dan Magnesium akan menaikkan unsur Al (Alumunium), Fe (zat besi), Mn (mangan), Zn (sen) dan Cu (tembaga), unsur tersebut dalam jumlah berlebihan akan menjadi racun bagi tanah, mengganggu tanaman, kolam dan tambak
- Denutrisi pada tanaman mengakibatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit menjadi rendah, tanaman mudah terserang hama dan penyakit, demikian pula dengan udang, ikan dan rumput laut yang berada pada tanah yang kekurangan Kalsium dan Magnesium
3. Sulfur
1. Unsur hara makro : Sulfur (S)
2. Nama pupuk
: Patentkali, Gypsum, elemental sulfur
3. Fungsi Sulfur
:
- Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman
- Pertumbuhan anakan pada tanaman
- Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur
- Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain
4. Gejala kekurangan
sulfur :
- Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur nitrogen. misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat
5. Sumber Sulfur :
- Terutama sisa-sisa tanaman dan jasad renik , dimana zat belerang dari sisa-sisa tersebut baru terlepas bila telah ada pelapukan, khususnya dari zat proteinnya
- Bahan mineral magnesium sulfat, belerang dan gypsum
4. Kalium
1.
Unsur Hara Makro : Kalium (K)
2. Nama pupuk
: KCL, ZK, Kalium Majemuk dll.
3. Fungsi Kalium
:
- Pembentukan protein dan karbohidrat
- Membantu membuka dan menutup stomata
- Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit tanaman dan serangan hama
- memperluas pertumbuhan akar tanaman
- Efisiensi penggunaan air (ketahanan pada masa kekeringan)
- Memperbaiki ukuran dan kwalitas buah pada masa generatif dan menambah rasa manis/enak pada buah
- Memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga dan buah tidak mudah rontok.
4. Gejala kekurangan
Kalium :
- Daun terlihat lebih tua, mengerut keriting dan timbul bercak-bercak merah coklat lalu kering dan mati
- Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek dan tidak tahan simpan (cepat busuk)
- Kematangan buah terhambat, ukuran kecil dan mudah rontok
- Batang dan cabang lemah mudah rebah
- Biji buah menjadi kempes mengkerut
5.
Fosfor
1.
Unsur Hara Makro : Fosfor (P)
2. Nama
Pupuk
: TSP, SP 36, CIRP, Pospat Alam
3. Fungsi Fosfor
:
- Mempercepat Pertumbuhan akar semai
- Memperkuat batang tubuh tanaman
- Mempercepat proses pembungaan, pemasakan buah dan biji-bijian
- Meningkatkan produksi buah dan biji-bijian
4. Sumber - sumber Fosfor (P) :
- Bahan organik, pupuk kandang, dan lainnya
- Bahan tambang mineral alami seperti CIRP
- Pupuk buatan pabrik seperti TSP, SP 36 dll.
5. Gejala kekurangan Fosfor :
- Daun berubah berwarna tua atau tampak mengkilap kemerahan
- Tepi Daun, cabang dan batang berwarna merah ungu, lalu berubah menjadi kuning, buah kecil, pematangan buah lambat
- Perkembangan bentuk dan warna buah jelek, biji berkembang tidak normal, akar lambat berkembang
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Tempat dan Waktu
Tempat dilaksanakan praktikum
ini Di Kebun Percobaan Universitas Jambi.
pada tanggal
pada tanggal
3.2. Bahan dan Alat
Bahan:
-
Bibit kangkung
-
Pupuk kandang
-
Urea
-
Air
Alat:
-
Cangkul
-
Gembor
3.3. Rancangan percobaan
3.1.Rancang
percobaan
Percobaan
menggunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor perlakuan yaitu pemberian
beberapa konsentrasi PUPUK UREA dengan konsentrasi sebagai berikut :
A0 : tanpa pemberian UREA
A1 : pemberian UREA 50 kg/ha
A2 : pemberian UREA 100 kg/ha
A3 : pemberian UREA 150 kg/ha
Rancangan
lingkungan yang dipakai adalah RAK ( Rancangan Acak Kelompok) ,diulang sebanyak
4 kali setiap ulangan terdapat 4 tanaman, sehingga terdapat 4 petakan tiap
kelompok dan seluruh petak ada 28 petak .
3.4 Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dimulai dengan mengolah dan membentuk tanah menjadi
bedengan. Pertama lahan dibersihkan, bedengan kiri dan kanan dikeruk untuk menutupi
parit sehingga terbentuk bedengan baru diatas parit. Bedengan dibuat dengan
panjang 1,6 m dan lebar 1,2 m, sedangkan
jarak antara bedengan 0,5 m.dan terdapat 28 petak tanaman.
2. Penanaman
Sebelum benih kangkung di tanam ,mula – mula dilakukan penandaan jarak
tanam dengan jarak antar tanaman kangkung yaitu 20 cm x 20 cm dengan bantuan
tali raffia agar dalam penentuan lubang tanam lebih mudah dan efisien setelah
itu dilakukan penugalag dengan tugal .
penugalan dilakukandengan dalam lubang tanam sekitar 3 – 5 cm .setiap lubang
nya terdapat 5 benih kangkung agar setiap lubang tanam dapat dilakukan
penjarangan karena nantinya aka nada bibit yang mati atau lama tumbuh .
3. Pemeliharaan
a. Penyiangan dan pembumbunan, dilakukan bila terdapat gulma disekitar tanaman
hal ini dilakukan agar tanaman tidak terganggu pertumbuhannya.
b. Penyiraman, dilakukan setiap hari atau bila tidak turun hujan.
Kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
c. Pemupukan, dilakukan 2 kali yang pertama dilakukan saat pengolahan
tanah dengan menggunakan pupuk kandang dan yang kedua dilakukan 2 minggu
setelah benih ditanam dengan menggunakan pupuk urea . Pemberian pupuk dilakukan
dengan melarutkan pupuk dalam air telebih dahulu baru kemudian disiramkan
secara merata di bedengan.
d.penjarangan,dilakukan dengan cara membuang tanaman kangkung yag
berlebih karena pada setiap lubang tanam
dianjurkan agar setiap lubang terdapat 3 tanaman kangkung . dan penjarangan
dipilih tanaman yang seragan dari segi besar tinggi dan besar tanaman kangkung.
4. Panen Pemanenan pada tanaman kangkung darat biasanya dilakukan dengan
mencabut seluruh tanaman beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan tanaman
saat panen lahan tanam disiram terlebih dahulu. Kangkung darat dipanen pada
umur 30 hari setelah benih ditanam.dan tanaman yang dipanen yaitu 3 lobang
tanam pada setiap petaknya , dan seluruh panen ada 78 lubang tanam.
3.5. Variabel yang diamati
Variabel yang diamati adalah berat basah tanam ( berat tanaman segar )
kankung , yang mana diperoleh dengan mencabut
tanaman kankung beserta akarnya. Kemudian tanama tersebut ditimbang
untuk mengetahui beratnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dosis pupuk
ZA (kg/ha)
|
Kelompok
|
Rata-rata
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
A0 (0)
|
1,170
|
0,954
|
0,993
|
0,472
|
0,688
|
0,319
|
0,766
|
A1( 50 )
|
1,264
|
1,078
|
0,821
|
0,490
|
0,562
|
0,296
|
0,752
|
A2 ( 100 )
|
0,918
|
0,953
|
1,122
|
0,677
|
0,874
|
0,359
|
0,817
|
A3 ( 150 )
|
0,934
|
1,029
|
0,925
|
0,669
|
0,839
|
0,396
|
0,803
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
4.2. Pembahasan
Dalam hasil panen kangkung terdapat perbedaan antar kelompok maupun antar
tanaman ini menyebabkan eror data dalam hasil penelitian ini , ada banyak hal
yang menyebabkan eror data ini misalnya dari segi kemiringan lahan dan
pembagian pupuk yang tidak merata .
Ruang tumbuh yang ada dan nutrisi masih memberikan keleluasaan untuk
berlangsungnya pertumbuhan tanaman yang optimal. Harjadi (1989) menyatakan
bahwa adanya ruang tumbuh yang optimal menyebabkan faktor-faktor pokok dari
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seperti pembagian
sinar, penyerapan unsur hara, kebutuhan air dan CO2 terpenuhi secara optimal.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Mursito dan Kawiji (2006) pada hasil
penelitiannya yang menyatakan perbedaan jumlah daun menunjukkan bahwa pada perlakuan
jarak tanam tersebut sudah terjadi persaingan antar individu dalam hal cahaya,
unsur hara dan air sehingga pertumbuhan perakaran terganggu, mengakibatkan
pertumbuhan vegetatif terganggu, khususnya pembentukan daun. Pernyataan ini
diperkuat oleh pendapat Kramer (1969) yang menyatakan bahwa pertumbuhan bagian
tanaman diatas
permukaan tanah tergantung oleh pertumbuhan sistem perakaranya.Lebih lanjut
dapat diterangkan bahwa pembentukan daun dapat ditentukan oleh faktor lingkungan antara lain iklim dan tanah, pada
saat memasuki fase pembentukan daun, tanaman lebih banyak menyerap unsur hara
dari dalam tanah dan banyak membutuhkan cahaya matahari.
Harjadi (1980) menambahkan bahwa ketersediaan unsur hara yang cukup memungkinkan
proses fotosintesis optimum dan asimilat yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai cadangan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Karena
cadangan makanan dalam jaringan lebih banyak maka akan memungkinkan
terbentuknya daun yang lebih banyak pula.Kerapatan tanam akan menyebabkan
terjadinya kompetisi diantara tanaman. Masing-masing tanaman akan saling
memperebutkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti cahaya, air, udara dan hara
tanah. Terjadinya kompetisi tergantung dari sifat komunitas tanaman dan
ketersedian faktor pertumbuhan. Tanaman yang memiliki sifat agresifitas dan
habitus yang tingggi akan mempunyai daya saing yang kuat (Moenandir,1988).
Harjadi (1980) menambahkan bahwa
ketersedian unsur hara yang cukup memungkinkan proses fotosintesis optimum dan
asimilat yang dihasilkan dapat digunakan sebagai cadangan makanan untuk
pertumbuhanya dan perkembangan tanaman. Karena cadangan makan dalam jaringan
lebih banyak maka akan memungkinkan terbentuknya daun yang lebih banyak pula.
Adanya kompetisi yang di akibatkan oleh kepadatan tanam menyebabkan berat
segar yang dihasilkan tidak optimal namun karena populasi tanaman yang lebih
besar maka hasilnya akan berbanding terbalik pada pengamatan berat segar
konsumsi per petak.
Hal ini disampaikan pula pada penelitian yang dilakukan oleh
Prasetiyowati (2005) yang menyatakan bahwa pada tingkat kepadatan yang sama,
setiap kultivar
memberikan
tanggapan yang berbeda baik ukuran, bentuk maupun jumlah daun yang menyebabkan
perbedaan penerimaan intensitas radiasi matahari sehinga pertumbuhan dan hasil
akan berbeda pula.
LAMPIRAN
Denah lahan
praktikum
|
KELOMPOK
1 2 3 4 5 6
|
|||||||||||||||
|
|
|
|
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
|
||||||||||
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
No Deposit Bonus Casino: Play for Free Now
BalasHapusIf you 슬롯머신 게임 are a newbie to casino 네온 벳 online, 한게임 포커 클래식 the Best No Deposit 토토꽁머니 Bonuses are always a big 샤오 미 먹튀 deal. Learn more about the No Deposit Casino bonus