Kamis, 21 Juni 2012


LAPORAN BUDIDAYA HORTIKULTURA
“ KANGKUNG ”





DISUSUN OLEH :
   NAMA : PRASETYO SIAGIAN
NIM     :D1A009112







AGROEKOTEKNOLOGI (3/C)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011




KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dibuatnya Laporan ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Budidaya Tanaman Hortikultura. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada staf dosen mata kuliah Budidaya Tanaman Hortikultura yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membimbing baik pada saat kuliah maupun pada saat praktikum serta memberikan kesempatan kepada penulis ntuk menyusun Laporan ini, dan juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu,  penulis mengharapkan saran dan kritik agar dapat lebih baik kedepannya.



                                                                                   
        



                                                                                   
Jambi, 14 juni 2011


Penulis.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Kedudukan tanaman kangkung dalam tatanama (sistematika) tumbuh-tumbuhan diklarifikasikan  ke dalam :
Diviso                    : Spermatophyta
Sub-divisio            : Angiospermae
Kelas                     : Dicotyledoneae
Family                   : Convolvulaceae
Genus                    :Ipomeae
Spesies                  : Ipomeae aquatic Forsk (kangkung air), I. reptans Poir (kangkung darat).
Sumber daya dan ekosistem diwilayah Indonesia sangat bervariasi, terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara. Jumlah curah hujan berkisar antara 500-5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka temperature udara turun 1oc. di permukaan laut temperatur rata-rata sekitar 28oc, dan didataran tinggi (pegunungan) +2000 meter dari permukaan laut (dpl) sekitar 18oc,
Persyaratan tanah yang paling ideal  untuk tanaman kangkung  sangat tergantung  pada jenis atau varietasnya, yakni kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic, dan tidak mudah menggenang (becek). Pada tanah ang becek, akar-akar dan batang tanaman kangkung darat akan mudah membusuk atau mati.
Tanaman kangkung yang biasanya jadi salah satu resep masakan yang menggiurkan dengan masakan cah kangkung, tanaman kangkung dan tumis kangkung, ternyata memiliki manfaat khasiat dan kandungan yang baik bagi Kesehatan.
Daun dan akar tanaman yang biasa ditemukan di rawa-rawa ini memiliki khasiat ampuh. Ia mampu mengurangi menstruasi, sakit bisul dan wasir. Bahkan bisa juga untuk keramas!
Kangkung termasuk jenis sayur yang sangat populer. Rasanya yang renyah membuat penikmat sayur ini sangat banyak. Dari restoran China, restoran sari laut, hingga warung-warung masakan rumahan sering kali tak pernah absen menyajikan tumis kangkung.
Kangkung (Ipomoea reptans) ini memiliki segudang manfaat. Tak hanya enak dijadikan lauk, kandungan mineral, dan gizinya cukup tinggi. Kangkung juga kaya serat, sehingga baik untuk mengatasi sembelit.
Sayuran memiliki manfaat yang efektif pada tubuh apabila teknik pengolahannya tepat. Untuk kangkung, perlakuannya khusus sebab ia mudah berubah warna dan vitaminnya mudah rusak ketika berada terlalu lama di dalam air ujar Eny Sayuningsih SKM MKes, Kepala Poliklinik Gizi RSU Haji Surabaya.Kangkung yang juga dikenal water convovulus atau water spinach atau swamp-cabbage, punya khasiat sebagai obat penenang, pendarahan, dan insomnia.
Ada dua varietas kangkung, yakni kangkung darat (Ipomea reptans) yang sering disebut kangkung cina, dan kangkung air (Ipomea aquatica) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Yang lazim diolah dalam masakan umumnya kangkung darat karena citarasanya lebih nikmat dan daunnya lebih lembut kata Eny.
Kangkung darat berbunga putih bersih dengan batang putih kehijauan, sementara daun dan batangnya lebih kecil dibandingkan kangkung air. Kangkung air berbunga putih kemerahan dengan batang berwarna hijau.
Seorang pakar kesehatan dari Filipina, Herminia de Guzman Ladion, memasukkan kangkung dalam kelompok ‘Tanaman Penyembuh Ajaib’. Selain menyembuhkan penyakit seperti sembelit karena kandungan seratnya yang tinggi terutama pada bagian batang, kangkung juga bermanfaat mengatasi masalah seperti sulit tidur, mimisan, dan keracunan makanan.
Hampir dapat dipastikan masarakat Indonesia sudah mengenal sayuran  kangkung. Tanaman ini diduga berasal dari daerah tropis, terutama dikawasan afrika dan asia. Daerah penyebaran tanaman kangkung pada mulanya terpusat (terkonsentrasi) dibeberapa tempat atau Negara. Antara lain Malaysia, dan sebagian kecil di Australia. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman ini meluas cukup pesat didaerah asia tenggara.
Kapan tanaman kangkung masuk ke wilaah nusantara Indonesia ? belum diketemukan perincian data atau informasi yang pasti, namun penanamannya telah meluas diberbagai daerah diseluruh wilayah nusantara. Pada tahun 1985 terdapat luas areal pertanaman kangkung nasional 41.953  hektar, namun tahun-tahun berikutnya cenderung menurun, yaitu hanya 32.448 ha (1988), dan 20.578 ha (1990). Hasil rata-rata kangkung nasional masih rendah, yaitu baru mencapai 2,389 ton/ha (1985), 4.616 ton/ha (1988), dan 7.660 ton/ha (1990)
Pada prinsipnya setiap orang boleh mengonsumsi kangkung namun dalam porsi yang wajar. Untuk setiap kali makan sekitar 100 gram katanya.Nilai nutrisi setiap 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam mengandung air 91,2 gr, energi 28 kkal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr. Kangkung juga kaya vitamin A, B, C, mineral, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi.
Karena berbagai kandungan itu kangkung memiliki sifat antiracun, peluruh, perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur). Sebab itu, tidak heran bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu kangkung.
Sifat-sifatnya inilah yang membuat kangkung memiliki khasiat antara lain mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), menghilangkan ketombe, dan wasir berdarah.Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul, kapalan, dan radang kulit bernanah.

1.2.  Tujuan praktikum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk ZA( N ) terhadap hasil kangkung.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kangkung
            Kangkung ( Ipomoea reptans ) tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika.

Sentra Penanaman
Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk
dijual ke pasar.

Jenis Tanaman
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
a) Divisio : Spermatophyta
b) Sub-divisio : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Convolvulaceae
e) Genus : Ipomoea

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit.

Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:
Warna bunga : Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih.

Bentuk daun dan batang : Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.

Kebiasaan berbiji.
Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.

Manfaat Tanaman : Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.Disamping itu hewan juga menyukai kangkung bila dicampur dalam makanan ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.

            Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang "diet". Selain itu, akar kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"








2.2. Botani     
1.          Sistematika Tanaman Kangkung.
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), Kangkung diklasifasikan sebagai berikut:
a) Divisio         : Spermatophyta
b) Sub-divisio  : Angiospermae
c) Kelas           : Dicotyledonae
d) Famili          : Convolvulaceae
e) Genus          : Ipomoea
f) Species        : Ipomoea reptans
2.      Morfologi Tanaman Kangkung.
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generative.

2.3. Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
Media Tanam
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.

2.4. Pengaruh Nitrogen dan Zat Lainnya Terhadap Tanaman Kangkung

1. Nitrogen    
1. Unsur Hara (Makro)          : Nitrogen (N)
2. Nama pupuk                      : Urea, ZA, Amonium Sulfat
3. Fungsi Nitrogen                :
  •  Meningkatkan pertumbuhan tanaman
  •  Meningkatkan  kadar protein dalam tanah
  •  Meningkatkan tanaman penghasil dedaunan seperti sayuran dan rerumputan ternak
  •  Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah
 4. Sumber-sumber nitrogen :
 a. Nitrogen antara lain bersumber dari pupuk buatan pabrik seperti urea, ZA, dan Amonium Sulfat.
 b. Udara merupakan sumber nitrogen paling besar  yang dalam proses pemanfaatannya oleh tanaman melalui perubahan terlebih dahulu, dalam bentuk amonia dan nitrat yang sampai ketanah melalui air hujan, atau yang di ikat oleh bakteri pengikat nitrogen.
c. Sumber nitrogen lainnya adalah pupuk kandang dan bahan2 organis lainnya.
5. Gejala kekurangan nitrogen :
Tanaman tumbuh kurus kerempeng, daun tua berwarna hijau muda, lalu berubah menjadi kekuning-kuningan, jaringatanaman mengering dan mati, buah kerdil, kecil dan cepat masak lalu rontok.
6. Kelebihan nitrogen berakibat :
  • Menghasilkan tunas muda yang lembek / lemah dan vegetatif
  • Kurang menghasilkan biji dan biji-bijian
  • Menperlambat pemasakan / penuaan buah dan biji-bijian
  • Mengasamkan reaksi tanah, menurunkan PH tanah, dan merugikan tanaman, sebab akan mengikat unsur hara lain, sehingga akan sulit diserap tanaman.
  • Pemupukan jadi kurang efektif dan tidak efisien.
2. Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO)
            1. Unsur hara makro      : Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO)
2. Nama pupuk                : Dolomit Super Prima (Pupuk DSP)
3. Fungsi Kalsium (CaO) & Magnesium (MgO) :
  • Mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan tanaman, kolam dan tambak
  • Menetralisir kejenuhan zat - zat yang meracuni tanah, tanaman, kolam dan tambak bilamana zat tersebut berlebihan seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (Tembaga)
  • Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan Kcl
  • Menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Artinya dengan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikropun memadai
  • Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak menghisap unsur hara dari tanah
  • Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat
  • Membantu translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman
  • Unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna
  • Kalsium dan magnesium yang diberikan pada tambak / kolam ikan adalah salah satu cara konvensional mempertinggi produktifitas kolam / tambak serta sebagai cara sanitasi untuk membersihkan kolam / tambak dari hama dan penyakit
    4. Gejala kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) :
  • Pada tanaman penghasil biji-bijian akan menghasilkan biji lemah, keriput, dan kempes tidak berisi
  • Kuncup bunga dan buah busuk dan akhirnya akan gugur
  • Matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman
  • Tepi daun muda mengalami klorosis lalu menjalar ketulang daun, kuncup tanaman atau tunas muda mati
  • Pada daun tua tampak bercak coklat, lalu menguning, mengering lalu mati
     5. Dampak dan kerugian kekurangan Kalsium dan Magnesium :
  • Kekurangan Kalsium dan Magnesium dalam tanah, menjadikan tanah bereaksi masam, mengakibatkan unsur hara lain seperti Phospor dan Kalium terikat sehingga tak terserap oleh tanaman dengan maksimal, pempukan yang diberikan kurang efektif dan tidak efisien. produktifitas tanaman menurun rendah dengan mutu hasil kurang baik. secara ekonomis merugikan karena pendapatan rendah.
  • Kekurangan Kalsium dan Magnesium akan menaikkan unsur Al (Alumunium), Fe (zat besi), Mn (mangan), Zn (sen) dan Cu (tembaga), unsur tersebut dalam jumlah berlebihan akan menjadi racun bagi tanah, mengganggu tanaman, kolam dan tambak
  • Denutrisi pada tanaman mengakibatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit menjadi rendah, tanaman mudah terserang hama dan penyakit, demikian pula dengan udang, ikan dan rumput laut yang berada pada tanah yang kekurangan Kalsium dan Magnesium
3. Sulfur
      1. Unsur hara makro      : Sulfur (S)
      2. Nama pupuk               : Patentkali, Gypsum, elemental sulfur
      3. Fungsi Sulfur              :
  • Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman
  • Pertumbuhan anakan pada tanaman
  • Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur
  • Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain
       4. Gejala kekurangan sulfur :
  • Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur nitrogen. misalnya daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat
       5. Sumber Sulfur :
  • Terutama sisa-sisa tanaman dan jasad renik , dimana zat belerang dari sisa-sisa tersebut baru terlepas bila telah ada pelapukan, khususnya dari zat proteinnya
  • Bahan mineral magnesium sulfat, belerang dan gypsum
4. Kalium
     1. Unsur Hara Makro      : Kalium (K)
     2. Nama pupuk                : KCL, ZK, Kalium Majemuk dll.
     3. Fungsi Kalium             :
  • Pembentukan protein dan karbohidrat
  • Membantu membuka dan menutup stomata
  • Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit tanaman dan serangan hama
  • memperluas pertumbuhan akar tanaman
  • Efisiensi penggunaan air (ketahanan pada masa kekeringan)
  • Memperbaiki ukuran dan kwalitas buah pada masa generatif dan menambah rasa manis/enak pada buah
  • Memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga dan buah tidak mudah rontok.
     4. Gejala kekurangan Kalium :
  • Daun terlihat lebih tua, mengerut keriting dan timbul bercak-bercak merah coklat lalu kering dan mati
  • Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek dan tidak tahan simpan (cepat busuk)
  • Kematangan buah terhambat, ukuran kecil dan mudah rontok
  • Batang dan cabang lemah mudah rebah
  • Biji buah menjadi kempes mengkerut
 5. Fosfor
    1. Unsur Hara Makro        : Fosfor (P)
    2. Nama Pupuk                 : TSP, SP 36, CIRP, Pospat Alam
    3. Fungsi Fosfor                :  
  • Mempercepat Pertumbuhan akar semai
  • Memperkuat batang tubuh tanaman
  • Mempercepat proses pembungaan, pemasakan buah dan biji-bijian
  • Meningkatkan produksi buah dan biji-bijian
    4. Sumber - sumber Fosfor (P) :
  • Bahan organik, pupuk kandang, dan lainnya
  • Bahan tambang mineral alami seperti CIRP
  • Pupuk buatan pabrik seperti TSP, SP 36 dll.
    5. Gejala kekurangan Fosfor :
  • Daun berubah berwarna tua atau tampak mengkilap kemerahan
  • Tepi Daun, cabang dan batang berwarna merah ungu, lalu berubah menjadi kuning, buah kecil, pematangan buah lambat
  • Perkembangan bentuk dan warna buah jelek, biji berkembang tidak normal, akar lambat berkembang














BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Tempat dan Waktu
     Tempat dilaksanakan praktikum ini Di Kebun Percobaan Universitas Jambi.
     pada tanggal

3.2. Bahan dan Alat
     Bahan:
-          Bibit kangkung
-          Pupuk kandang
-          Urea
-          Air

Alat:
-          Cangkul
-          Gembor

3.3. Rancangan percobaan
            3.1.Rancang percobaan
Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor perlakuan yaitu pemberian beberapa konsentrasi PUPUK UREA dengan konsentrasi sebagai berikut :
A0 : tanpa pemberian UREA
A1 : pemberian UREA 50 kg/ha
A2 : pemberian UREA 100 kg/ha
A3 : pemberian UREA 150 kg/ha

Rancangan lingkungan yang dipakai adalah RAK ( Rancangan Acak Kelompok) ,diulang sebanyak 4 kali setiap ulangan terdapat 4 tanaman, sehingga terdapat 4 petakan tiap kelompok dan seluruh petak ada 28 petak .

3.4 Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dimulai dengan mengolah dan membentuk tanah menjadi bedengan. Pertama lahan dibersihkan, bedengan kiri dan kanan dikeruk untuk menutupi parit sehingga terbentuk bedengan baru diatas parit. Bedengan dibuat dengan panjang  1,6 m dan lebar 1,2 m, sedangkan jarak antara bedengan 0,5 m.dan terdapat 28 petak tanaman.

2. Penanaman
Sebelum benih kangkung di tanam ,mula – mula dilakukan penandaan jarak tanam dengan jarak antar tanaman kangkung yaitu 20 cm x 20 cm dengan bantuan tali raffia agar dalam penentuan lubang tanam lebih mudah dan efisien setelah itu dilakukan  penugalag dengan tugal . penugalan dilakukandengan dalam lubang tanam sekitar 3 – 5 cm .setiap lubang nya terdapat 5 benih kangkung agar setiap lubang tanam dapat dilakukan penjarangan karena nantinya aka nada bibit yang mati atau lama tumbuh  .

3. Pemeliharaan
a. Penyiangan dan pembumbunan, dilakukan bila terdapat gulma disekitar tanaman hal ini dilakukan agar tanaman tidak terganggu pertumbuhannya.
b. Penyiraman, dilakukan setiap hari atau bila tidak turun hujan. Kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
c. Pemupukan, dilakukan 2 kali yang pertama dilakukan saat pengolahan tanah dengan menggunakan pupuk kandang dan yang kedua dilakukan 2 minggu setelah benih ditanam dengan menggunakan pupuk urea . Pemberian pupuk dilakukan dengan melarutkan pupuk dalam air telebih dahulu baru kemudian disiramkan secara merata di bedengan.
d.penjarangan,dilakukan dengan cara membuang tanaman kangkung yag berlebih karena pada setiap  lubang tanam dianjurkan agar setiap lubang terdapat 3 tanaman kangkung . dan penjarangan dipilih tanaman yang seragan dari segi besar tinggi dan besar tanaman kangkung.

4. Panen Pemanenan pada tanaman kangkung darat biasanya dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan tanaman saat panen lahan tanam disiram terlebih dahulu. Kangkung darat dipanen pada umur 30 hari setelah benih ditanam.dan tanaman yang dipanen yaitu 3 lobang tanam pada setiap petaknya , dan seluruh panen ada 78 lubang tanam.

3.5. Variabel yang diamati
Variabel yang diamati adalah berat basah tanam ( berat tanaman segar ) kankung , yang mana diperoleh dengan mencabut  tanaman kankung beserta akarnya. Kemudian tanama tersebut ditimbang untuk mengetahui beratnya.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
     
Dosis pupuk
ZA (kg/ha)
Kelompok
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
A0 (0)
1,170
0,954
0,993
0,472
0,688
0,319
0,766
A1( 50 )
1,264
1,078
0,821
0,490
0,562
0,296
0,752
A2 ( 100 )
0,918
0,953
1,122
0,677
0,874
0,359
0,817
A3 ( 150 )
0,934
1,029
0,925
0,669
0,839
0,396
0,803
Rata-rata









4.2. Pembahasan

Dalam hasil panen kangkung terdapat perbedaan antar kelompok maupun antar tanaman ini menyebabkan eror data dalam hasil penelitian ini , ada banyak hal yang menyebabkan eror data ini misalnya dari segi kemiringan lahan dan pembagian pupuk yang tidak merata .
Ruang tumbuh yang ada dan nutrisi masih memberikan keleluasaan untuk berlangsungnya pertumbuhan tanaman yang optimal. Harjadi (1989) menyatakan bahwa adanya ruang tumbuh yang optimal menyebabkan faktor-faktor pokok dari lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seperti pembagian sinar, penyerapan unsur hara, kebutuhan air dan CO2 terpenuhi secara optimal.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Mursito dan Kawiji (2006) pada hasil penelitiannya yang menyatakan perbedaan jumlah daun menunjukkan bahwa pada perlakuan jarak tanam tersebut sudah terjadi persaingan antar individu dalam hal cahaya, unsur hara dan air sehingga pertumbuhan perakaran terganggu, mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terganggu, khususnya pembentukan daun. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Kramer (1969) yang menyatakan bahwa pertumbuhan bagian
tanaman diatas permukaan tanah tergantung oleh pertumbuhan sistem perakaranya.Lebih lanjut dapat diterangkan bahwa pembentukan daun dapat ditentukan oleh faktor  lingkungan antara lain iklim dan tanah, pada saat memasuki fase pembentukan daun, tanaman lebih banyak menyerap unsur hara dari dalam tanah dan banyak membutuhkan cahaya matahari.
Harjadi (1980) menambahkan bahwa ketersediaan unsur hara yang cukup memungkinkan proses fotosintesis optimum dan asimilat yang dihasilkan dapat digunakan sebagai cadangan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Karena cadangan makanan dalam jaringan lebih banyak maka akan memungkinkan terbentuknya daun yang lebih banyak pula.Kerapatan tanam akan menyebabkan terjadinya kompetisi diantara tanaman. Masing-masing tanaman akan saling memperebutkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti cahaya, air, udara dan hara tanah. Terjadinya kompetisi tergantung dari sifat komunitas tanaman dan ketersedian faktor pertumbuhan. Tanaman yang memiliki sifat agresifitas dan habitus yang tingggi akan mempunyai daya saing yang kuat (Moenandir,1988).
 Harjadi (1980) menambahkan bahwa ketersedian unsur hara yang cukup memungkinkan proses fotosintesis optimum dan asimilat yang dihasilkan dapat digunakan sebagai cadangan makanan untuk pertumbuhanya dan perkembangan tanaman. Karena cadangan makan dalam jaringan lebih banyak maka akan memungkinkan terbentuknya daun yang lebih banyak pula.
Adanya kompetisi yang di akibatkan oleh kepadatan tanam menyebabkan berat segar yang dihasilkan tidak optimal namun karena populasi tanaman yang lebih besar maka hasilnya akan berbanding terbalik pada pengamatan berat segar konsumsi per petak.
Hal ini disampaikan pula pada penelitian yang dilakukan oleh Prasetiyowati (2005) yang menyatakan bahwa pada tingkat kepadatan yang sama, setiap kultivar
memberikan tanggapan yang berbeda baik ukuran, bentuk maupun jumlah daun yang menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas radiasi matahari sehinga pertumbuhan dan hasil akan berbeda pula.





LAMPIRAN
Denah lahan praktikum
1,6 meter
 



















                                                       KELOMPOK


1                       2                   3                 4                      5                       6
A0
 
A3
 
A0
 
A2
 
A1
 
A1
 
 


                      

A0
 
A1
 
A2
 
A3
 
A3
 
                      
A3
 
A1
 
A0
 
A2
 
A3
 
A1
 
A0
 
 





A0
 
A2
 
A1
 
A3
 
A1
 
A2
 
                                                                                                              





                                                            


1 komentar:

  1. No Deposit Bonus Casino: Play for Free Now
    If you 슬롯머신 게임 are a newbie to casino 네온 벳 online, 한게임 포커 클래식 the Best No Deposit 토토꽁머니 Bonuses are always a big 샤오 미 먹튀 deal. Learn more about the No Deposit Casino bonus

    BalasHapus