PENGARUH
PEMBERIAN PUPUK KIMIA PADA TANAH INCEPTISOL NAMOTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN JAGUNG (Zea mays l.)
Proposal skripsi
Prasetyo siagian
D1a009112
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Benih
merupakan suatu sarana yang penting dalam produksi pertanian dan menjadi
pembawa perubahan teknologi dalam pertanian. Peningkatan produksi tanaman
hortikultura disebabkan oleh penggunaan benih varietas unggul disertai teknik
budidaya yang lebih baik dibandingkan masa sebelumnya (Sumpema, 2005).
Perkecambahan biji adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru. Komponen biji seperti calon akar (radicle), calon daun/ batang (plumula). Dengan demikian ada 2 jenis aktivitas yaitu aktivitas morfologis dan aktivitas kimiawi. Aktivitas morfologis ditandai dengan adanya organ-organ tanaman seperti akar, batang, daun sedangkan aktivitas kimiawi diawali dengan aktivitas hormon dan enzim yang menyebabkan aktivitas perombakan zat cadangan makanan seperti karbo hidrat, protein, lemak (Ashari, 1995).
Perkecambahan biji adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru. Komponen biji seperti calon akar (radicle), calon daun/ batang (plumula). Dengan demikian ada 2 jenis aktivitas yaitu aktivitas morfologis dan aktivitas kimiawi. Aktivitas morfologis ditandai dengan adanya organ-organ tanaman seperti akar, batang, daun sedangkan aktivitas kimiawi diawali dengan aktivitas hormon dan enzim yang menyebabkan aktivitas perombakan zat cadangan makanan seperti karbo hidrat, protein, lemak (Ashari, 1995).
Pemupukan
pada umumnya bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah dengan
memberikan zat-zat kepada tanah yang langsung atau tidak langsung dapat
menyumbangkan bahan makanan pada tanam-tanaman. Biasanya zat-zat tersebut cukup
terdapat dalam tanah untuk keperluan tanaman, tetapi pada pemupukan tersebut
pengaruhnya tidak langsung pada saat diperlukan, misalnya mempengaruhi pH tanah
dan memperbaiki lingkungan keadaan tanah. Bahan-bahan semacam itu disebut juga
bahan perbaikan (http://www.tanindo.com, 2010).
Andisol terdapat di wilayah volkan, seringkali di lereng gunung. Tanah ini terbentuk dalam bahan abu volkan dan mempunyai horison A molik atau umbruik berwarna tua, horison B kambik. Bahan abu sangat ringan, bersifat amorf, tidak terkristal baik yang menyebabkan konsistensi tanah lemak, tanah andisol bersifat tiksotropik (Burigh, 2000).
Andisol terdapat di wilayah volkan, seringkali di lereng gunung. Tanah ini terbentuk dalam bahan abu volkan dan mempunyai horison A molik atau umbruik berwarna tua, horison B kambik. Bahan abu sangat ringan, bersifat amorf, tidak terkristal baik yang menyebabkan konsistensi tanah lemak, tanah andisol bersifat tiksotropik (Burigh, 2000).
Data analisis tanah Andisol dari berbagai wilayah menunjukkan bahwa andisol memiliki tekstur yang bervariasi dari berliat sampai berlempung kasar. Reaksi tanah umumnya bersifat masam, kandungan bahan organik lapisan atas sedang dampai tinggi dan lapisan bawahnya umumnya rendah dengan rasio C/N tergolong rendah. Kandungan P dan K potensial bervariasi ,mulai dari rendah sampai tinggi, jumlah basa dapat ditukarkan, KTK tanah sebagian besat sedang sampai tinggi dengan KB sedang. Dengan demikian potensial kesuburan andisol dinilai tergolong sedang sampai tinggi (Damanik, dkk; 2010).
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pupuk Kimia Pada
Tanah Andisol Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung ( Zea mays L.) Dengan Metode
Substraksi.
I.3 Hipotesis Percobaan
- Pemberian pupuk kimia pada tanah Andisol dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Jagung ( Zea mays L. ).
- Pertumbuhan jagung pada tanah Andisol cukup baik.
I.4 Kegunaan Percobaan
- Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Tes di Laboratorium Ilm Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
BAB II. BAHAN DAN METODE
II.1 Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan
dilakukan di lahan Fakultas Pertanian, Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Jambi, dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas
permukaan laut. Percobaan ini dilaksanakan pada Desember 2010 sampai Januari
2011.
II.2Bahan
dan Alat
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah Inceptisol
Namotrasi yang digunakan sebagai tanah percobaan, pupuk urea, sp-36, MOP, dan
kiserit yang digunakan sebagai pupuk, bibit jagung yang digunakan sebagai bibit
yang akan ditanam, label nama yang digunakan untuk menamai polybag, air yang
digunakan untuk menyiram tanaman setiap hari.
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah polybag yang digunakan
sebagai media tanam, plastik kecil yang digunakan sebagai tempat pupuk yng akan
dipakai, cangkul yang digunakan untuk mengamil tanah dari tempatnya, goni yang
digunakan sebagai tempat tanah, ayakan yang diunakan untuk mengayak tanah,
label nama yang digunakansebagai penanda percobaan, batu bata sebagai tempat
tumpuan polybag, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, jangka sorong utuk
mengukur diameter batang tanaman, buku data untuk tempat menulis dta
pengamatan, alat tulis untuk menulis data pengamatan, cawan yang digunakan
untuk tempat tanah kering oven, oven untuk mengeringkan tanah, spanduk untuk pembatas
lahan.
II.3 Metode
Percobaan
Adapun metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode subtraksi.
Adapun metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode subtraksi.
II.4 Prosedur
Percobaan
Pengambilan contoh tanah di Lapangan
- Dikunjungi lokasi contoh tanah yang akan diambil seminggu sebelum pengambilan.
- Diambil tanah secara komposit di areal mendalo.
- Diambil contoh tanah pada setiap titik dari areal atau lokasi pada kedalaman 0-20 cm.
- Digunakan metode zig zag pada pengambilan tanah yang digunakan.
Penanganan contoh tanah di Laboratorium
- Dikeringudarakan tanah di Laboratorium dengan menggunakan polybag setara 5 kg.
- Dihitung terlebih dahulu BTKU kemudian diovenkan dan ditimbang sehingga didapatkan BTKO.
Penanganan di Lahan
- Diletakkan batu bata di lahan.
- Dipindahkan polibag berisi tanah ke lahan dan diletakkan di atas batu bata.
- Ditanam benih jagung ke dalam masing-masing polibag sebanyak 3 benih.
- Disiram setiap hari dan diamati pertumbuhan tanaman jagung.
- Dibersihkan lahan dari gulma seminggu sekali agar terhindar darihama .
- Dipasang spanduk untuk menghidari seranganhama .
- Dikunjungi lokasi contoh tanah yang akan diambil seminggu sebelum pengambilan.
- Diambil tanah secara komposit di areal mendalo.
- Diambil contoh tanah pada setiap titik dari areal atau lokasi pada kedalaman 0-20 cm.
- Digunakan metode zig zag pada pengambilan tanah yang digunakan.
Penanganan contoh tanah di Laboratorium
- Dikeringudarakan tanah di Laboratorium dengan menggunakan polybag setara 5 kg.
- Dihitung terlebih dahulu BTKU kemudian diovenkan dan ditimbang sehingga didapatkan BTKO.
Penanganan di Lahan
- Diletakkan batu bata di lahan.
- Dipindahkan polibag berisi tanah ke lahan dan diletakkan di atas batu bata.
- Ditanam benih jagung ke dalam masing-masing polibag sebanyak 3 benih.
- Disiram setiap hari dan diamati pertumbuhan tanaman jagung.
- Dibersihkan lahan dari gulma seminggu sekali agar terhindar dari
- Dipasang spanduk untuk menghidari serangan
II.5 Pelaksanaan
Percobaan
Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium
Tanah dikeringudarakan di Laboratorium dengan menggunakan polybag setara 5 kg. Lapangan
Tanah Inseptisol diambil secara komposit di areal mendalo. Pada setiap titik dari areal atau lokasi, contoh tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm. Tanah ini diambil pada bulan Februari. Metode pengambilan tanah yang digunakan adalah metode zigzag.
Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium
Tanah dikeringudarakan di Laboratorium dengan menggunakan polybag setara 5 kg. Lapangan
Tanah Inseptisol diambil secara komposit di areal mendalo. Pada setiap titik dari areal atau lokasi, contoh tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm. Tanah ini diambil pada bulan Februari. Metode pengambilan tanah yang digunakan adalah metode zigzag.
Pemupukan
Pemberian pupuk dilakukan sehari sebelum tanam
sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Pupuk dicampur dengan tanah dalam
polybag sehomogen mungkin.
Penanaman Tanaman Indikator
Penanaman Tanaman Indikator
Benih tanaman indikator ditanam sebanyak 3 butir di
dalam setiap polybag.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman yang
dilakukan setiap hari denan air PAM atau yang berasal dari air hujan.
Peubah Amatan
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur 1 Minggu setelah tanam dan diukur setiap hari kamis. Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris atau meteran.
Jumlah Daun
Jumlah daun diukur setiap hari kamis. Di dalam penghitungan jumlah daun juga diamati bagaimana kondisi dari daun.
Diameter Batang
Diameter batang diukur setiap hari kamis. Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong.
Berat Kelobot
Berat kelobot dihitung saat panen. Berat kelobot ini dihitung dengan menggunakan timbangan.
Berat Kering
Akar
Berat kering akar dihitung setelah panen dan diukur dengan menggunakan timbangan.
Batang
Berat kering batang dihitung setelah panen dan diukur dengan menggunakan timbangan
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur 1 Minggu setelah tanam dan diukur setiap hari kamis. Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris atau meteran.
Jumlah Daun
Jumlah daun diukur setiap hari kamis. Di dalam penghitungan jumlah daun juga diamati bagaimana kondisi dari daun.
Diameter Batang
Diameter batang diukur setiap hari kamis. Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong.
Berat Kelobot
Berat kelobot dihitung saat panen. Berat kelobot ini dihitung dengan menggunakan timbangan.
Berat Kering
Akar
Berat kering akar dihitung setelah panen dan diukur dengan menggunakan timbangan.
Batang
Berat kering batang dihitung setelah panen dan diukur dengan menggunakan timbangan
DAFTAR PUSTAKA
- Anonimous, 2010a. Jagung. Http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 16 April 2010.
- Anonimous, 2010b. Syarat Tumbuh Jagung. Http://nugrohobarnito.blog.plasa.com. Diakses pada tanggal 16 April 2010.
- Anonimous, 2010c. Budidaya Jagung. Http://teknis-budidaya.blogspot.com. Diakses pada tanggal 16 April 2010.
- Anonimous, 2010d. Jagung. Http://wahyuaskari.wordpress.com. Diakses pada tanggal 16 April 2010.
- Anonimous, 2010e. Unsur Hara. Http://www.o-fish.com. Diakses pada tanggal 16 April 2010.
- Anonimous, 2010¬f. Jagung. Http://www.tanindo.com. Diakses pada tanggal 16 April 2010.
- Anonimous, 2010g. Unsur Hara pada Tanaman. Http://yudhiwijaya.wordpress.com. Diakses pada tanggal 16 April 2010.
- Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.
- Damanik, M. M. B, B. E. H. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, dan H. Hanum, 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU-Press, Medan.
- Darmawijaya, M. I. 1999. Klasifikasi Tanah. UGM-Press, Yogyakarta.
- Rayes, L. M. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
- Rosmarkam, A., dan N. W. Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
- Rukmana, H. R. 1997. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
- Steenis, C. G. G. J. V, 1975. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Pradnyaparamita, Jakarta.
- Sumpema, U. 2005. Benih Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.
- Sutedjo, M. M, 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
- Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Penerbit Gava Media, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar